Senin 24 Jumadil Ula 1446 - 25 November 2024
Indonesian

Mengapa Ibrahim Disebut Secara Khusus Dalam Tasyahhud?

149310

Tanggal Tayang : 11-05-2015

Penampilan-penampilan : 82674

Pertanyaan

Mengapa ketika kita membaca shalawat dan salam kepada Nabi Ibrahim alaihissalam dalam shalat?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Sayyidina Ibrahim alaihisshalatu wassalamu Allah berikan keistimewaan yang besar. Dia adalah imam, ummah, hanif, qanit lillahi azza wa jalla, kepadanya bersumber nasab para nabi dan beriman kepadanya para penganut syariah (muslimun, nashara dan Yahudi)

Ibrahim merupakan nabi yang paling agung setelah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Karena itu Allah Ta’ala mengabarkan kepada kita bahwa Dia menjadikannya sebagai Khalil (kekasih). 

 وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلًا (سورة النساء: 125)

“Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (SQ. An-Nisaa”: 125) 

Seluruh para nabi yang datang setelahnya adalah keturunannya dari kedua anaknya; Ishaq dan Ya’kub, kecuali Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang merupakan keturuanan dari Ismail bin Ibrahim.

Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam memiliki kekhususan dengan Ibrahim dibanding yang lainnya. Ibrahim alaihissalam adalah bapak bangsa Arab, dia merupakan bapak Rasulullah shalallahu alaihi wa salam dari segi nasab.

Nabi Ibrahim adalah yang Nabi shallallahu alaihi wa sallm diperintahkan untuk mengikuti millahnya (ajarannya),

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنْ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا (سورة النحل: 123)

“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" (SQ. AN-Nahl: 123) 

Karena itu, Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam, dan kita mengikutinya, adalah orang yang paling utama bagi Nabi Ibrahim alaihissalam.

Sebagaimana firman Allah Ta’ala, 

إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آمَنُوا (سورة آل عمران: 68)

“Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad).” (SQ. Ali Imron: 68) 

Allah juga berfirman untuk membantah orang-orang Yahudi dan Nashrani,

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيّاً وَلا نَصْرَانِيّاً وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفاً مُسْلِماً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (سورة آل عمران: 67)

”Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi Dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik.” (SQ. Ali Imron: 67) 

Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah ditanya tentang di istimewakannya Nabi Ibrahim alaihissalam dengan dakwah tauhid, padahal seluruh nabi menyerukan tauhid,

Beliau menjawab,

“Seluruh nabi membawa tauhid. Allah Ta’ala berfirman, 

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ(سورة الأنبياء: 25)

 “Dan Kami tidak mengutus seorang Rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, Maka sembahlah olehmu sekalian akan aku". (SQ. Al-Anbiya’: 25) 

Akan tetapi Ibrahim adalah bapak bangsa Arab dan bapak bangs(a Israel. Dia menyeru kepada tauhid yang murni. Yahudi dan Nashrani mengaku bahwa mereka adalah pengikutnya. Akan tetapi kaum muslimlah pengikut sebenarnya. Nabi Ibrahim alaihisshalatu wassalam diberi keistimewaan karena dia merupakan bapak para nabi, dia pemilik ajaran yang lurus, kita diperintahkan untuk mengikutinya. Karena kita lebih utama untuk menjadi pengikut Ibrahim. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,

إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آمَنُوا (سورة آل عمران: 68)

“Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad).” (SQ. Ali Imron: 68) 

Allah berfirman untuk menjawab Yahudi dan Nashran,

مَا كَانَ إِبْرَاهِيمُ يَهُودِيّاً وَلا نَصْرَانِيّاً وَلَكِنْ كَانَ حَنِيفاً مُسْلِماً وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ)  آل عمران:67(

”Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi Dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik.” (SQ. Ali Imron: 67) 

(Liqo Al-Bab Al-Maftuh, 189, soal no. 7)

Al-Allahmah Badrudin Al-Aini rahimahullah memiliki pandangan lain dalam masalah ini, dia berkata, Jika ada yang bertanya,  mengapa Nabi Ibrahim alaihissalam dikhususkan penyebutannya dalam shalat dibanding nabi-nabi yang lain?

Saya katakan, “Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam melihat di malam Isra Mi’raj, seluruh nabi dan rasul memberi salam kepadanya, tidak ada ada seorang pun di antara mereka yang memberi salam kepada umatnya selain Nabi Ibrahim alaihissalam. Maka kita diperintahkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam untuk bershalawat kepadanya di akhir setiap shalat hingga hari kiamat, sebagai balasan atas kebaikannya.

Ada yang mengatakan bahwa Nabi Ibrahim alaihissalam ketika selesai membangun Ka’bah, beliau mendoakan umat Nabi Muhammad alaihissalam. Dia berkata, “Ya Allah, siapa yang menunaikan haji di Baitullah dari umat Muhamad, sampaikan salamku kepadanya. Demikian juga dia memerintahkan keluarga dan anak-anaknya untuk berdoa dengan doa tersebut. Maka kami diperintahkan untuk menyebut mereka dalam shalat sebagai balasan atas kebaikan mereka.”

(Syarah Sunan Abi Daud, Al-Aini, 4/260)

Wallahua’lam.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam