Senin 22 Jumadits Tsani 1446 - 23 Desember 2024
Indonesian

PEMBAHASAN TENTANG HADITS ‘QADARIYAH ADALAH MAJUSI DI UMAT INI’

158488

Tanggal Tayang : 08-05-2012

Penampilan-penampilan : 20171

Pertanyaan

Saya dapatkan dalam internet dimana Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‘Al-Qadariyah adalah majusi umat ini, kalau dia sakit jangan dikunjungi. Kalau mereka mati, maka jangan kamu saksikan (jenazahnya). Saya telah merujuk Sunan Abu Dawud saya tidak mendapatkan hadits ini. Apakah hadits ini shoheh atau lemah?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud di sunannya, 4691 bab Al-Qadar.

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رضِي الله عنْهُما عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : ( الْقَدَرِيَّةُ مَجُوسُ هَذِهِ الْأُمَّةِ ، إِنْ مَرِضُوا فَلا تَعُودُوهُمْ وَإِنْ مَاتُوا فَلا تَشْهَدُوهُمْ )

Dari Ibnu Umar radhiallahu’anhuma dari Nabi sallahu’alaihi wa sallam bersabda: “Al-Qadariyah adalah majusi umat ini, kalau mereka sakit jangan dikunjungi. Kalau mereka meninggal dunia, jangan disaksikan (jenazahnya). HR. Hakim, 286. Baihaqi, 21391. Tabrani di ‘Al-Ausath, 2494. Al-Bagowi di Syakh As-Sunnah, 1/78. Ibnu Asakir di ‘Tarikh Dimisqi, 19/62. Ibnu Abi ‘Asyim di ‘As-Sunnah, 268 dan lainnya. Dari hadits Ibnu Umar radhiallahu’anhuma dishohehkan oleh AL-Qotton di kitab ‘Bayanil Wahmi Wal Iham, 5/446. Dihasankan oleh Syekh AL-Albany di Shoheh Abi Dawud dan lainnya. As-Safarini berkata di kitab ‘Lawaikhul Anwar, ‘Minimal ia adalah hasan.

Permulaan hadits telah diriwayatkan dari berbagai jalan lain. Ibnu Qoyyim rahimahullah berkata, ‘Makna ini telah diriwayatkan dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam dari hadits Ibnu Umar, Hudzaifah, Ibnu Abbas, Jabir bin Abdullah, Abu Hurairah, Abdullah bin Amr bin Ash dan Rafi’ bin Khudaij.’ Selesai dari kitab ‘Tahzib Sunan Abu Dawud, 2/347.

Al-Baihaqi rahimahullah berkata: “Sesungguhnya mereka dinamakan Qadariyah dikarenakan mereka menetapkan qadar untuk diriya, dan meniadakan dari Allah Subhanahu Wata’ala. Begitu juga mereka menafikan penciptaan prilakunya dan menetapkan dari diri mereka sendiri. Sehingga penyandarana sebagian makhluk tanpa sebagian lainnya, menyaingi orang majusi dalam pemahaman mereka dengan ada dua asal, cahaya dan kegelapan. Bahwa kebaikan dari prilaku cahaya sementara kejelekan dari prilaku kegelapan.’ Selesai dari kitab ‘AL-I’tiqad, hal. 245.

Al-Khottobi rahimahullah berkata: “Sesungguhnya Nabi sallallahu’alaihi wa sallam menjadikan mereka majusi karena menyaingi mazhab mereka. Mazhab Majusi dalam pendapatnya dengan ada dua asal, cahaya dan kegelapan. Mereka menyangka bahwa kebaikan dari prilaku cahaya dan kejelekan dari prilaku kegelapan. Mereka menjadikan dua. Begitu juga Qadariyah, menyandarkan kebaikan kepada Allah Ta’ala dan kejelekan kepada selain Allah. Allah Subhanahu Wata’ala pencipta kebaikan dan keburukan semuanya. Tidak ada keduanya kecuali dengan kehendak-Nya. Keduanya disandarkan kepadaNya Subhanahu Wata’ala sebagai makhluk dan diadakan (dimunculkan). Dan kepada pelakunya dari hambaNya sebagai prilaku dan usaha.’ Selesai ‘Syarkh Muslim, 1/154.

Wallahu’alam .

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam