Jum'ah 26 Jumadits Tsani 1446 - 27 Desember 2024
Indonesian

Berpuasa Dengan Terpaksa Dan Mereka Berharap Agar Cepat Selesai Hari-harinya Karena Mereka Merasakan Kepayahan

Pertanyaan

Kami berpuasa Ramadan, akan tetapi kita berharap agar hari-hari cepat selesai karena kami dapatkan kepaayahan dalam berpuasa. Apakah ini termasuk dosa yang mengharuskan kita bertaubat? dan apa arahan anda untuk kami?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Puasa termasuk ibadah yang paling bagus. Dan yang paling dekat kepada Allah. Telah diriwayatkan oleh Bukhori, (1904) dan Muslim dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

( قَالَ اللَّهُ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ ، وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ ، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا : إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ ، وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ )

“Allah Ta’ala berfirman, “Semua amalan bani adam untuk dirinya kecuali puasa. Puasa untuk-Ku dan Saya yang akan memberi pahalanya. Puasa itu tameng. Kalau berpuasa salah satu diantara anda, maka jangan berkata buruk dan jangan berkata keras. Kalau ada salah seorang yang menghina atau menghardiknya. Maka katakana kepadanya ‘Saya sedang berpuasa. Demi jiwa Muhammad yang ada ditangan-Nya. Bau mulut orang berpuasa itu lebih wangi disisi Allah dibandingkan dengan minyak wangi kasturi. Bagi orang puasa ada dua kegembiraan. Gembira ketika berbuka dan bergembira ketika bertemu dengan Tuhannya dengan puasanya.

Ini dalil yang jelas akan kedudukan dan agungnya berpuasa. Terkait dengan keutamaan dan balasan yang bagus. Syekh Ibnu Sa’di rahimahullah mengatakan, “Ini dua pahala, cepat dan lambat. Yang cepat Nampak ketika orang puasa sedang berbuka. Gembira dengan nikmat Allah kepadanya dengan menyempurnakan puasanya. Gembira mendapatkan syahwat yang ditahan sewaktu siang hari. Sementara yang lambat, kegembiraan ketika bertemu dengan Tuhannya dengan keredoan dan kemulyaan-Nya. Kegembiraan yang dekat contoh dari kegembiraan yang lambat. Dan Allah menjadikan keduanya untuk orang yang berpuasa.

Di dalam (hadits) mengisyaratkan bahwa orang puasa ketia sudah mendekati berbuka, mendapatkan kegembiraan ini. Sebagai balasan yang telah dia lewati di siang hari kepayahan meninggalkan syahwat. Dan ini termasuk sebagai penyemangat dan kekuatan (baru) untuk melakukan kebaikan.” Selesai dari ‘Bahjatu Qulubil Abrar, (96) silahkan dilihat juga ‘Fahul Bari, karangan Ibnu Hajar, (4/118).

Oleh Karena itu seorang muslim yang mendapatkan kepayahan berpuasa yang dia rasakan, akan bergembira waktu berbuka. Bukan dengan hilangnya kepayaha. Akan tetapi karena Allah Ta’ala membantu untuk dapat menahan kepayahan dan menyempurnakan ketaatan kepada-Nya subhanahu wata’ala. Membantunya bukan menghilangkan kepayahan, akan tetapi agar dapat menyempurnakan ketaatan. Dalam hadits yang shoheh dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

( أَتُحِبُّونَ أَنْ تَجْتَهِدُوا فِي الدُّعَاءِ ؟ قُولُوا اللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى شُكْرِكَ وَذِكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ ) رواه أحمد (7922) وصححه الألباني في "الصحيحة" (844)

“Apakah anda semua senang bersemangat dalam berdoa? Katakanlah doa ini, “Ya Allah, tolong bantu kami untuk (dapat) mensyukuri-Mu, mengingat-Mu dan kebaikan dalam beribadah.” HR. Ahmad, (7922) dinyatakan shoheh Al-Albany dalam As-Shohehah, (844).

Hampir saja tidak anda dapati orang yang sesak dadanya dengan bulan yang penuh barokah ini melainkan dia orang yang cinta dunia, tenggelam dalam hawa nafsu dan kesenangannya. Sehingga dia tidak menyukai dan ingin menjauh darinya.

Yang mendapatkan kepayahan dan keletihan disebabkan puasa itu satu diantara dua orang. Orang yang punya uzut abik sakit, safar atau semisalnya. Sehingga dia mendapatkan keringanan Allah untuk berbuka. Atau orang yang mendapatkan kepayahan yang dia rasakan sehingga dia dapat menyempurnakan puasanya. Sabar terhadap kepayahan ini karena mencari keredoan Allah. Sementara orang yang mendapatkan kepayahan, kemudian tidak menyukai puasa dan berharap agar cepat selesai bulan (Ramadan) dan tidak datang lagi. Kondisi seperti ini tidak diragukan lagi tidak diridhoi. Jiwa seperti ini tidak menyukai ibadah. Dan tidak sabar terhadap perintah Allah.

Untuk mendapatkan faedah, silahkan merujuk jawaban soal no. (13480).

Wallahu’alam .

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam