Ahad 23 Jumadil Ula 1446 - 24 November 2024
Indonesian

Keutamaan Bertasbih 100 Kali Pada Setiap Harinya

Pertanyaan

Bagaimanakah tingkat keshahihan hadits dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam sabdanya:

 أيعجِزُ أحدُكُم أن يَكْسبَ كلَّ يومٍ ألْفَ حسنةٍ ؟ ) فسأله سائلٌ من جُلَسائِه: كيف يَكسبُ أحدُنا ألفَ حسنة؟ قال: ( يُسَبِّح مائةَ تسبيحةٍ، فيُكْتَب له ألفُ حسنة، أو يُحَطُّ عنه ألفُ خطيئة 

“Apakah salah seorang dari kalian tidak mampu untuk meraih pada setiap harinya 1000 kebaikam?”, salah seorang yang ada di dalam majelis tersebut bertanya kepada beliau: “Bagaimana salah seorang dari kami bisa meraih 1000 kebaikan ?, beliau menjawab: “Dengan bertasbih 100 kali, maka akan mendapatkan 1000 kebaikan, atau akan digugurkan 1000 kesalahan”.

Dan di dalam riwayat lainnya:

 تُكْتَب له ألفُ حسنةٍ، وتُحَطُّ عنه ألف سيِّئة 

“Akan ditetapkan baginya 1000 kebaikan, dan digugurkan baginya 1000 keburukan”.

Dan jika orang tersebut menambahkan jumlahnya, apakah berarti pahalanya juga bertambah ?, yakni jika ia membaca 1000 kali, maka apakah akan ditetapkan baginya 10.000 kali kebaikan ?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Hadits tersebut adalah shahih, telah diriwayatkan oleh Muslim di dalam Shahihnya (2698) dari Mus’ab bin Sa’d bin Abi Waqqash, ayahku telah meriwayatkan kepada kami dengan berkata:

" كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَقَالَ :   أَيَعْجِزُ أَحَدُكُمْ أَنْ يَكْسِبَ ، كُلَّ يَوْمٍ أَلْفَ حَسَنَةٍ ؟  فَسَأَلَهُ سَائِلٌ مِنْ جُلَسَائِهِ : كَيْفَ يَكْسِبُ أَحَدُنَا أَلْفَ حَسَنَةٍ ؟ قَالَ :  يُسَبِّحُ مِائَةَ تَسْبِيحَةٍ ، فَيُكْتَبُ لَهُ أَلْفُ حَسَنَةٍ ، أَوْ يُحَطُّ عَنْهُ أَلْفُ خَطِيئَةٍ 

“Pada saat kami berada bersama dengan Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- seraya beliau bersabda: “Apakah salah seorang dari kalian tidak mampu untuk meraih 1000 kebaikan setiap hari ?”, salah seorang yang hadir pada majelis tersebut bertanya: “Bagaimana caranya salah seorang dari kami meraih 1000 kebaikan ?”, beliau bersabda: “Dengan bertasbih 100 kali maka akan dicatat baginya 1000 kebaikan, atau akan dihapus baginya 1000 kesalahan”.

An Nawawi –rahimahullah- berkata di dalam Al Adzkar (53):

“Imam Al Hafidz Abu Abdillah Al Humaidi berkata: “Demikianlah redaksinya di dalam kitab Muslim pada semua riwayat: “أويحط “ . Al Barqani berkata: “Dan telah diriwayatkan oleh Syu’bah, Abu Uwanah, Yahya Al Qatthan dari Musa yang telah diriwayatkan oleh Muslim melalui jalurnya, dan mereka berkata: “ويحط “ tanpa huruf alif”.

Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata: “Ayah saya berkata: “Dan Ibnu Numai juga berkata: ( أَوْ يُحَطُّ )  dan Ya’la juga ( أَوْ يُحَطُّ )

Baca juga: Musnad Ahmad terbitan Ar Risalah (3/133)

Dan telah diriwayatkan oleh Tirmidzi (3463) dengan redaksi: ( وتُحَطُّ ) dan dia berkata: “Hadits hasan shahih”.

Al Qari berkata di dalam Mirqat al Mafatih (4/1594):

“Karena satu kebaikan dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat, hal ini merupakan pelipatgandaan yang paling sedikit seperti yang telah dijanjikan oleh Al Qur’an:

 مَنْ جَاءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا

الأنعام: 160

“Barangsiapa membawa amal yang baik maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya”. (QS. Al An’am: 16)

 وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ

البقرة: 261

“Dan Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki”. (QS. Al Baqarah: 261)

Termasuk di dalamnya kebaikan (Masjid) al Haram dengan 100.000 kebaikan, atau dihapus baginya 1000 kesalahan, yaitu; kesalahan kecil atau besar, hal itu sesuai dengan kehendak Allah Ta’ala”.

Atas dasar itulah maka barang siapa yang menambah bacaan tasbihnya sampai 100 kali, maka ia akan diberikan pahala berlipat ganda juga dari tambahannya tersebut; karena satu kebaikan (dibalas) dengan 10 kebaikan, barang siapa yang telah bertasbih kepada Allah 1000 kali maka ia akan mendapatkan 10.000 kebaikan, dan begitu seterusnya dan karunia Allah sangat luas.

Dan yang mendekati hadits tersebut adalah apa yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhori (3293) dan Muslim (2691) dari Abu Hurairah –radhiyallahu ‘anhu- bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ، كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ، وَكُتِبَتْ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ، إِلَّا أَحَدٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ .

“Barang siapa yang berkata: “Tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, dalam satu hari 100 kali, maka baginya setara dengan memerdekakan 10 budak, dan ditulis baginya 100 kebaikan, dan dihapus baginya 100 kesalahan, dan baginya penjaga dari syetan pada hari tersebut sampai sore hari, dan tidak ada seorang pun yang datang lebih utama dari apa yang dia bawa, kecuali seseorang yang melakukan lebih banyak dari itu”.

Imam Muslim (2692) telah meriwayatkan dari Abu Hurairah juga berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

مَنْ قَالَ: حِينَ يُصْبِحُ وَحِينَ يُمْسِي: سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، مِائَةَ مَرَّةٍ، لَمْ يَأْتِ أَحَدٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ بِهِ، إِلَّا أَحَدٌ قَالَ مِثْلَ مَا قَالَ أَوْ زَادَ عَلَيْه 

“Barang siapa yang berkata di pagi dan sore hari: “Maha Suci Allah dan segala puji milik-Nya” sebanyak 100 kali, tidaklah seseorang datang pada hari kiamat lebih baik dari apa yang ia bawa, kecuali seseorang yang berkata seperti yang ia katakana atau lebih dari pada itu”.

Maka secara tekstual bahwa barang siapa yang menambah dan melakukan lebih banyak dari pada itu, maka ia akan datang dengan lebih baik dari apa yang telah ia bawa, dan barang siapa yang mencukupkan diri dengan 100 kali lalu menyebutkan dzikir tersebut pada hari itu sebanyak 200 kali, 300 kali…atau sesuai dengan kehendak Allah kepadanya, dan barang siapa yang memperbanyak, maka menjadi lebih banyak bagi Allah, dan karunia Allah itu Maha Luas.

Wallahu Ta’ala A’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam