Rabu 3 Jumadits Tsani 1446 - 4 Desember 2024
Indonesian

Pakaian Menurut Al Qur’an, Untuk Menutupi Aurat Dan Untuk Hiasan

Pertanyaan

Apakah pakaian yang disebutkan dalam Al-Qur’an Al-Karim dalam surat Al-A’raf pakaian untuk menutupi aurat atau pakaian hiasan dan keindahan?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Allah Ta’ala berfirman:

يَابَنِي آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَارِي سَوْآتِكُمْ وَرِيشًا وَلِبَاسُ التَّقْوَى ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ * يَابَنِي آدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ

الاعراف : 26-27

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya `auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman”. (QS. Al A’raf: 26-27)

Pakaian yang disebutkan dalam ayat yang mulia ini, mencakup menutupi aurat dan pakaian kebanggaan yang digunakan untuk keindahan dan perhiasan.

Dalam ayat ini Allah subhanahu berfirman, “Wahai anak Adam, sungguh telah kami turunkan kepada kamu semua dari keutamaan yang tinggi dari Kami, pakaian untuk menutupi aurat kamu semua dan (fungsi) lainnya untuk kebesaran sebagai hiasan diantara kamu semua.

Dan pakaian rasa takut kepada Allah itu lebih baik dibandingkan dengan selainnya. Karena hal itu dapat menghalangi kamu semua dari siksaan Allah.

Hal itu yang kami berikan kepada anak Adam –dari bentuk apapun juga- termasuk tanda-tanda kebesaran Allah yang nampak dengan kekuatan, kemuliaan dan rahmat-Nya agar mereka mengambil pelajaran sehingga dapat mencegah dari berbuat maksiat kepada-Nya.

Telah diulang kembali ajakan kepada anak Adam karena pentingnya wasiat dan apa yang diwasiatkan kepadanya.

Maksudnya adalah wahai anak Adam, jangan sampai syetan menjerumuskan kamu semua dalam fitnah dan ujian dengan meniupkan was-was dengan menghiasai yang jelek dan membuat jelek sesuatu yang bagus -sehingga kamu semua dihalangi memasuki surga dan masuk ke dalam neraka –maka berhati-hatilah dari fitnah dengan was-wasnya sehingga kamu semuanya akan terkena akibatnya. Sebagaimana bapak kalian semua Adam dan Hawa telah difitnahnya. Sehingga keduanya dikeluarkan dari surga disebabkan keduanya mengikuti (syetan). Setelah melakukan sesuatu yang menyebabkan tertanggalkanya pakaian mereka berdua sehingga terlihat aurat keduanya.

Tersingkapnya aurat termasuk menghilangkan sisi kemanusiaan dan melanggar standar kemanusiaan. 

Al Qobiil adalah sekumpulan. Dan maksud dari qobiil iblis adalah tentaranya dari kalangan bangsa jin.

إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ 

“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka”. (QS. Al A’raf: 27)

Kalimat ini sebab pelarangan dari fitnah syetan. Dan menguatkan agar berhati-hati darinya. Karena kalau musuh dapat sampai kepada anda di tempat yang tidak bisa anda melihatnya, maka selayaknya anda harus sangat lebih berhati-hati. Karena syetan itu masuk ke Bani Adam melewati pembulu darah. Maka anda semua harus berhati-hari dari sesuatu yang tersembunyi dan tipu dayanya serta tipu daya tentaranya agar kamu semua tidak terjerumus dalam perangkapnya.

Sesungguhnya kami jadikan para syetan itu sebagai pemimpin bagi orang-orang yang tidak mempercayai Allah dan Rasul-Nya.

إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ 

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.” (QS. Al-A’raf: 27)

Mereka merayunya disebabkan desakan untuk menyia-nyiakan akalnya dan merusak fitrah kepada Tuhannya. Selesai dari ‘Tafsir Al-Wasith, (3/1402).

As-Sa’dy dalam tafsirnya (285) mengatakan, ”Ketika Allah menurunkan Adam dan Istrinya serta anak keturunannya ke bumi, maka (Allah) memberitahukan kepada keduanya akan kondisi tempat tinggal di dalamnya. Bahwa dijadikan di dalamnya kehidupan yang akan mendapatkan kematian diiringi dengan ujian dan cobaan. Dan mereka akan senantiasa di dalamnya, akan diutus kepadanya para Rasul, diturunkan untuknya Kitab-kitabNya sampai kematian menjemputnya dan dikuburkan di dalamnya. Kemudian Ketika telah sempurna, maka Allah akan bangkitkan semuanya dan dikelurkan menuju tempat yang sebenarnya yaitu tempat tinggal yang hakiki.

Kemudian (Allah) memberikan keutamaan dengan memberikan kemudahan dari pakaian primer. Dimana maksud dari pakaian ini adalah untuk keindahan dan begitu juga semua kebutuhan seperti makanan, minuman, kendaraan dan pernikahan dan semisalnya. Dimana Allah telah memudahkan kebutuhan primer untuk para hamba serta yang menyempurnakan akan hal itu. Dan menjelaskan bahwa semuanya itu bukan tujuan utamanya. Akan tetapi Allah turunkan hal itu sebagai bantuan untuk beribadah dan taat kepada Allah. Oleh karena itu Allah berfirman ‘Tetapi pakaian takwa, itulah yang lebih baik. Dari bentuk pakaian yang nampak, maka pakaian takwa itu terus menerus Bersama seorang hamba. Tidak akan pernah rusak dan tidak punah ia adalah hiasan hati dan ruhani.

Sementara pakaian yang nampak, maksimal ia menutupi aurat dhohir dalam satu waktu dan ia menjadi hiasan bagi seseorang dan tidak ada lagi manfaat lainnya. Begitu juga, kalau sekiranya pakaian ini tersingkap, maka akan terbuka aurat dhohirnya dimana kalau dalam kondisi terpaksa (dhorurat) tidak mengapa. Sementara kalau tidak ada pakaian takwa, maka akan tersingkap aurat batinnya dan ia akan mendapatkan malu dan kehinaan. Dan firman-Nya:

ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ 

(Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat). (QS. Al A’raf: 26)

Maksudnya yang disebutkan pakaian untuk kamu semua untuk mengingatkan kamu semua apa yang bermanfaat dan merusak kamu semua. Dan menyerupakan pakaian yang Nampak dengan pakaian yang batin (tidak Nampak).

يَا بَنِي آدَمَ لا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ 

(Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan). (QS. Al A’af: 27)

Allah berfirman mengingatkan kepada Bani Adam dari perbuatan syetan sebagaimana yang dilakukan kepada bapak mereka dengan menghiasi kemaksiatan kepada kamu semua. Mengajak dan menganjurkannya. Sehingga membimbing dia (sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga) dan menurunkan keduanya dari tempat tinggi ke tempat dimana dia diturunkan (bumi). Maka apakah kamu semua ingin melakukan seperti hal itu, dan tidak membiarkan kamu semua sampai menfitnah anda semuanya semaksimal mungkin. Maka hendaknya ada kehati-hatian dalam benak anda semua. Dan melakukan peperangan antara kamu semua dengan dia. Dan hendaknya jangan sampai lengah dari tempat-tempat dimana dia bisa masuk ke dalam kamu semuanya.

Karena dia senantiasa memantau dimana dia dan tentaranya melihat kamu semua dari kalangan syetan dan jin di tempat dimana kamu semua tidak melihatnya dan sungguh kami jadikan syetan-syetan itu sebagai penolong bagi orang-orang yang tidak beriman. Maka ketiadaan iman merupakan penyebab adanya ikatan pertolongan antara manusia dengan syetan.

إِنَّهُ لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ( ) إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ مُشْرِكُونَ

Sesungguhnya syaitan itu tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (QS. An Nahl: 99-100)

Selesai

Wallahua’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam