Selasa 25 Jumadil Ula 1446 - 26 November 2024
Indonesian

Keutamaan Hari Nahr

Pertanyaan

Apakah disana ada keutamaan secara khusus pada hari kesepuluh Dzulhijjah (Hari Nahr)

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Ketika Nabi sallallahu alaihi wa sallam datang di Madinah, dahulu mereka mempunyai dua hari bermain di dalamnya. Seraya bersabda:

" إن الله قد أبدلكم يومين خيراً منهما ، يوم الفطر ، والأضحى " رواه أبو داود ( 1134 ) وصححه الألباني في السلسلة الصحيحة ( 2021

“Sesungguhnya Allah menggantikan kamu dua hari lebih baik darinya, hari raya fitri dan adha.” HR. Abu Dawud, (1134) dinyatakan shoheh oleh Albani di Silsilah Shohihah, (2021).

Maka Allah mengganti umat ini dua hari bermain dan melenakan dengan hari zikir, syukur, ampunan dan kebaikan.

Di dunia orang mukmin ada tiga hari raya:

Hari raya yang terulang setiap minggu, dan dua hari raya yang datang setiap tahun sekali tanpa terulang dalam setahun. Kalau hari raya yang terulang setiap minggu adalah hari Jumah. Sementara dua hari raya yang tidak terulang dalam setahun, akan tetapi satahun hanya datang sekali. salah satunya adalah hari raya fitri dari bulan Ramadan. Ia berurutan untuk melengkapi puasa Ramadan. Termasuk rukun ketiga diantara rukun dan bangunan Islam. Ketika seorang muslim telah menyempurnakan puasa wajib bagi mereka selama sebulan. Maka Allah mensyareatkan setelah kesempurnaan puasa dengan hari raya terkumpul di dalamnya syukur kepada Allah, zikir dan takbir kepada-Nya atas hidayah yang dilimpahkan kepadanya. Dimana disyareatkan bagi mereka pada hari raya itu shalat dan shodaqah.

Hari raya kedua adalah hari nahr, yaitu hari kesepuluh di bulan Dzulhijjah. Ia termasuk hari raya terbesar dan terbaik. Ia berurutan setelah menyempurnakan haji. Ketika orang Islam menyempurnakan hajinya, mereka diampuni. Sesungguhnya haji disempurnakan dengan hari Arafah dan wukuf di Arafah. Ia termasuk rukun haji yang agung. Sebagaimana sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:

" الحج عرفة " رواه الترمذي ( 889 ) وصححه الألباني في إرواء الغليل ( 1064

“Haji itu Arafah.” HR. Tirmizi, (889) dinyatakan shoheh oleh Albani di ‘Irwa’ Golil, (1064).

Hari Arafah adalah hari pembebasan dari neraka, maka Allah akan membebaskan dari neraka orang yang wukuf di Arafah dan orang yang tidak wukuf dikalangan umat Islam yang berasa di belahan bumi lainnya. Oleh karena itu, hari setelahnya adalah hari raya bagi seluruh umat Islam di seluruh negara. Baik orang yang menyaksikan musim (haji) maupun yang tidak menyaksikannya.

Disyareatkan bagi semuanya mendekatkan (diri kepada Allah) dengan nusuk (kurban). Yaitu menumpahkan darah (kurban).

Kesimpulan keutamaan di hari ini sebagai berikut:

1.Ia termasuk hari terbaik di sisi Allah

Ibnu Qoyim rahimahullah dalam ‘Zadul Ma’ad, (1/54) mengatakan, “Sebaik-baik hari di sisi Allah adalah hari nahr. Yaitu haji akbar sebagaimana dalam sunan Abi Dawud, (1765) dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam:

إن أعظم الأيام عند الله يوم النحر " وصححه الألباني في صحيح أبي داود .

“Sesungguhnya hari yang teragung disisi Allah adalah hari nahr.” Dishohehkan oleh Albani di Shoheh Ab Dawud.

2.Ia adalah hari Haji Akbar.

Dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma berkata:

وَقَفَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ النَّحْرِ بَيْنَ الْجَمَرَاتِ فِي الْحَجَّةِ الَّتِي حَجَّ وَقَالَ هَذَا يَوْمُ الْحَجِّ الأَكْبَرِ " رواه البخاري 1742

“Nabi sallallahu alaihi wa sallam berdiam di hari Nahr diantara jamarat waktu menunaikan ibadah haji dan bersabda,”Ini adalah hari Haji Akbar.” HR. Bukhori, 1742.

Hal itu karena mayoritas amalan haji berada pada hari ini. Di hari ini, jamaah haji melakukan amalan berikut ini:

1.Melempar Jumrah Aqabah

2.Menyembelih

3.Gundul atau memendekkan rambut

4.Towaf

5.Sai

3.Ia adalah hari raya bagi umat Islam .

Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

" يوم عرفة ويوم النحر وأيام التشريق عيدنا أهل الإسلام ، وهي أيام أكل وشرب " رواه الترمذي ( 773) وصححه الألباني في صحيح الترمذي

“Hari Arafah, hari Nahr dan Hari-hari Tasyriq adalah hari raya kami orang Islam. Ia adalah hari makan dan minum.” HR. Tirmizi, (773) dinyatakan shoheh oleh Albani di Shoheh Tirmizi.

Wallahu a’lam .

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam