Ahad 23 Jumadil Ula 1446 - 24 November 2024
Indonesian

Mengakhirkan Shalat Isya Di Bulan Ramadan

Pertanyaan

Imam shalat masjid kami, mengakhirkan shalat isya’ sekitar satu jam di bulan Ramadan. Apakah hal ini diperbolehkan?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Waktu shalat isya’ memanjang dari terbenanmnya mega merah yang ada di langit ketika matahari terbenam sampai pertengahan malam.

Yang lebih utama untuk shalat isya’ itu diakhirkan selagi tidak memberatkan orang-orang sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

لولا أن أشق على أمتي لأمرتهم أن يؤخروا العشاء إلى ثلث الليل ، أو نصفه

رواه الترمذي 167

“Kalau sekiranya tidak memberatkan umatku, saya parintahkan untuk mengakhirkan shalat isya sampai sepertiga malam atau pertengahannya. HR. Tirmizi, 167.

Dalam hadits ini menjadi dalil dianjurkan mengakhirkan shalat isya’ selagi tidak memberatkan para makmum, kalau memberatkan makmum, maka disegerakan.

Dari Aisyah radhiallahu anha berkata:

أعتم النبي صلى الله عليه وسلم ذات ليلة حتى ذهب عامة الليل حتى نام أهل المسجد ، ثم خرج فصلى فقال:  إنه لوقتها لولا أن أشق على أمتي

أخرجه مسلم 638.

“Suatu malam Nabi sallallahu alaihi wa sallam ketiduran hingga larut malam. Sementara penghuni masjid sampai tidur, kemudian beliau keluar dan shalat seraya bersabda, “Sesungguhnya ini adalah waktunya. Kalau sekiranya tidak memberatkan umatku.” HR. Muslim, 638.

Dari Jabir radhillahu anhuma ketika Nabi sallallahu alaihi wa sallam menyebutkan waktu-watu shalat beliau bersabda:

والعشاء أحياناً يؤخرها ، وأحياناً يعجل ، إذا رآهم اجتمعوا عجل ، وإذا رآهم أبطأوا أخر

أخرجه البخاري 1/141 ومسلم 646

“Waktu isya’ terkadang diakhirkan dan terkadang disegerakan. Ketika beliau melihat mereka (Para shahabat) berkumpul, maka beliau segerakan. Ketika beliau mereka lambat, beliau akhirkan. HR. Bukhori, 1/141 dan Muslim, 646.

Di sebagian negara, orang-orang terbiasa mengakhirkan shalat isya’ waktu bulan Ramadan satu jam atau semisal itu dari awal waktunya agar orang-orang nyaman ketika berbuka dan bersiap-siap untuk menunaikan shalat isya’ dan taroweh.

Prilaku semacam ini tidak mengapa, dengan syarat imamnya tidak boleh mengakhirkan sampai memberatkan para makmum seperti tadi. Yang lebih utama dalam hal ini, dikembalikan kepada jamaah masjid serta bersepakat dengan mereka terkait waktu shalatnya. Karena mereka lebih mengetahui yang tepat untuknya.

Wallahu a’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam