Ahad 23 Jumadil Ula 1446 - 24 November 2024
Indonesian

Beberapa Doa Yang Ada di Dalam Shalat

7646

Tanggal Tayang : 18-10-2021

Penampilan-penampilan : 15601

Pertanyaan

Apakah ada cara berdoa di dalam shalat ?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Mungkin yang dimaksud oleh penanya adalah menanyakan tentang doa di dalam shalat.

Ketahuilah wahai saudaraku bahwa sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, sebaik-baik doa adalah yang sesuai dengan sunnah Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, selayaknya bagi seorang muslim agar menjaga redaksi (doa) yang sesuai dengan doa Nabi tanpa ditambahi, tanpa dikurangi dan tanpa di rubah.

Dari Al Barra’ bin ‘Aazib berkata: “Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

 

 إذا أتيتَ مضجعك فتوضأ وضوءك للصلاة ، ثم اضطجع على شقك الأيمن ثم قل:

اللهم أسلمت وجهي إليك ، وفوضت أمري إليك ، وألجأت ظهري إليك رغبة ورهبة إليك ، لاملجأ ولا منجا منك إلا إليك ، اللهم آمنت بكتابك الذي أنزلت ، ونبيك الذي أرسلت

  “Jika anda telah mendatangi tempat tidur, maka berwudhu’lah seperti wudhu’nya shalat, kemudian merebahlah dengan miring kanan kemudian katakanlah: “Ya Allah, saya pasrahkan wajahku kepada-Mu, saya pasrahkan urusanku kepada-Mu, aku letakkan punggungku kepada-Mu dengan penuh harap dan cemas kepada-Mu, tidak ada tempat kembali dan tempat berlindung kecuali kepada-Mu, Ya Allah aku beriman kepada kitab-Mu yang Engkau turunkan, dan kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus”.

Maka jika anda meninggal dunia pada malam tersebut maka anda berada dalam fitrah, dan jadikanlah doa tersebut menjadi ucapan anda (sebelum tidur).

Dia berkata:

“Pada saat saya mengulanginya di hadapan Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan sampai pada kalimat: “Ya Allah, aku beriman kepada kitab-Mu yang telah diturunkan”, saya berkata: “dan kepada Rasul-Mu”, maka Nabi bersabda: “Tidak, dan kepada Nabi-mu yang Engkau utus”. (HR. Bukhori: 224 dan Muslim: 2710)

Disebutkan di dalam Tuhfatul Ahwadzi:

“Mereka telah menyebutkan pengingkaran Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan penolakan beliau tentang redaksi hadits berdasarkan beberapa hal:

Al Hafidz berkata: “Sebaik-baik pendapat tentang hikmah di balik pengingkaran Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- kepada seseorang yang berkata (dengan redaksi): “Ar Rasul” bukan dengan “An Nabi”, bahwa redaksi dzikir itu given (pemberian Allah), memiliki kekhususan dan rahasia tidak bisa dianalogikan, maka menjadi sebuah kewajiban untuk menjaga redaksi yang telah diriwayatkan. Hal ini merupakan pendapat Al Mazariyyi bahwa ia berkata: “Maka hendaknya mencukupkan diri dengan redaksi yang telah diriwayatkan sesuai dengan hurufnya, karena terkadang pahala itu berkaitan dengan huruf-huruf tersebut, bisa juga karena yang telah diwahyukan kepada beliau adalah dengan redaksi tersebut, maka menjadi sebuah keharusan untuk melaksanakan sesuai dengan huruf-hurufnya.

Berikut ini beberapa doa yang telah ditetapkan dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang telah beliau ucapkan di dalam shalat beliau:

Pertama:

Setelah takbiratul ihram  dan sebelum mulai membaca surat Al Fatihah yang dinamakan dengan doa istiftah:

Dari Abu Hurairah berkata: “Bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah memulai shalat, beliau diam sejenak, lalu aku berkata: “Demi Allah, wahai Rasulullah apa yang anda baca pada saat anda diam di antara takbiratul ihram dan bacaan surat ?, beliau bersabda: “Saya mengatakan:

  اللهم باعد بيني وبين خطاياي كما باعدت بين المشرق والمغرب اللهم نقني من خطاياي كما ينقى الثوب الأبيض من الدنس اللهم اغسلني من خطاياي بالثلج والماء والبرد  رواه البخاري ( 711 ) ومسلم ( 598(

“Ya Allah, jauhkan antara aku dan kesalahan-kesalahanku, sebagaimana engkau telah menjauhkan antara ufuk timur dan barat, Ya Allah sucikanlah aku dari kesalahan-kesalahanku sebagaimana dijauhkannya pakaian putih dari noda, Ya Allah cucilah kesalahan-kesalahanku dengan es, air dan embun”. (HR. Bukhori: 711 dan Muslim: 598)

Kedua:

Doa qunut dalam shalat witir.

Dari Hasan bin Ali berkata: “Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah mengajariku beberapa kalimat yang aku baca di dalam shalat witir:

اللهمّ اهدني فيمن هديت وعافني فيمن عافيت وتولني فيمن توليت وقني شرما قضيت فإنك تقضي ولا يقضى عليك وإنه لا يذل من واليت ولا يعز من عاديت تباركت ربنا وتعاليت   رواه الترمذي ( 464 ) والنسائي ( 1745 ) وأبو داود ( 1425 ) وابن ماجه ( 1178 ) . والحديث : حسَّنه الترمذي وغيره . وصححه الألباني في إرواء الغليل (429(

“Ya Allah, berilah aku petunjuk sebagaimana orang yang telah Engkau beri petunjuk, berilah kami kesehatan sebagaimana orang yang telah Engkau beri kesehatan, lindungilah (urusan) ku sebagaimana orang yang telah Engkau lindungi (urusan) nya, jagalah aku dari keburukan yang telah Engkau tetapkan, karena sesungguhnya Engkau yang menentukan dan Engkau tidak ditentukan (oleh sesuatu), dan sesungguhnya tidak lah hina orang yang telah Engkau lindungi, dan tidak akan mulia orang yang menjadi musuh-Mu, Engkau Maha Pemberi Keberahan, Ya Tuhan kami dan Engkaulah Yang Maha Tinggi”. (HR. Tirmidzi: 464, Nasai: 1745, Abu Daud: 1425, dan Ibnu Majah: 1178. Hadits ini dihasankan oleh Tirmidzi dan yang lainnya, dan dishahihkan oleh Albani dalam Irwaul Ghalil: 429)

Ketiga:

Pada saat ruku’ dan sujud.

Bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

  سبحانك اللهمّ ربنا وبحمدك اللهمّ اغفر لي   رواه البخاري ( 761 ) ومسلم ( 484 ) من حديث عائشة

“Maha Suci Engkau, Ya Allah Tuhan kami, segala puji bagi-Mu Ya Allah, ampunilah aku”. (HR. Bukhori: 761 dan Muslim: 484 dari hadits Aisyah)

Doa tersebut adalah doa paling utama berdasarkan sabda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- :

  أقرب ما يكون أحدكم من ربه وهو ساجد فأكثروا فيه من الدعاء   رواه مسلم  482 

“Keadaan salah seorang dari kalian yang paling dekat dengan Tuhannya adalah dalam kondisi sujud, maka perbanyaklah berdoa”. (HR. Muslim: 482)

Keempat:

Di antara dua sujud, beliau bersabda:

  اللهمّ اغفر لي وارحمني واجبرني واهدني وارزقني  رواه الترمذي ( 284 ) وابن ماجه ( 898 ) . وصححه الألباني في صحيح الترمذي .

“Ya Allah, ampunilah aku, kasihilah aku, cukupkanlah aku, berilah aku hidayah, dan berilah aku rizeki”. (HR. Tirmidzi: 284 dan Ibnu Majah: 898 dan dishahihkan oleh Albani dalam Shahih Tirmidzi)

Kelima:

Setelah Tasyahhud dan Sebelum Pengucapan Salam

Dari Abu Hurairah bahwa Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

إذا فرغ أحدكم من التشهد الأخير فليتعوذ بالله من أربع يقول : اللهمّ إني أعوذ بك من عذاب جهنم ومن عذاب القبر ومن فتنة المحيا والممات ومن شر فتنة المسيح الدجال  رواه البخاري ( 1311 ) ومسلم ( 588 ) - واللفظ له -

“Jika salah seorang dari kalian selesai mengucapkan tasyahhud akhir, maka hendaknya berlindung dari 4 hal, dengan mengatakan: “Ya Allah, sungguh saya berlindung kepadamu dari adzab Jahannam, dari adzab kubur, dari fitnah hidup dan mati, dan dari kejahatan fitnahnya al masih Dajjal”. (HR. Bukhori: 1311 dan Muslim: 588 dan redaksi ini dari Muslim)

Imam Bukhori: 834 dan Muslim: 2705 dari Abu Bakar Ash Shiddiq –radhiyallahu ‘anhu- bahwa beliau berkata kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-: “Ajarkanlah kepadaku sebuah doa yang digunakan untuk berdoa pada shalatku”. Beliau bersabda:

قُلْ :  اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا ، وَلا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ ، وَارْحَمْنِي إِنَّك أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ 

“Katakanlah: “Ya Allah, aku telah banyak mendzalimi diriku sendiri, dan tidak lah ada dzat yang Maha Mengampuni dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan-Mu, kasihilah aku, sesungguhnya Engkau adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.

Imam Muslim: 771 telah meriwayatkan sebuah hadits yang telah menggabungkan beberapa doa yang digunakan oleh Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dalam shalatnya dari Ali bin Abi Thalib dari Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bahwa jika beliau mendirikan shalat, beliau bersabda:

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ . إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنْ الْمُسْلِمِينَ . اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ ، أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ ، ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا إِنَّهُ لا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ ، وَاهْدِنِي لأَحْسَنِ الأَخْلاقِ لا يَهْدِي لأَحْسَنِهَا إِلا أَنْتَ ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلا أَنْتَ ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ  

“Aku hadapkan wajahku kepada Dzat yang telah menciptakan langit dan bumi dengan lurus, dan aku tidaklah termasuk orang yang musyrik, sungguh shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah Rabb sekalian alam, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan dengannya aku diperintahkan, dan aku termasuk orang yang berserah diri. Ya Allah Engkaulah Raja yang tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engakau, Engkau adalah Tuhanku dan aku adalah hamba-Mu, aku telah mendzalimi diri sendiri, aku mengakui dosaku, maka ampunilah dosa-dosaku semuanya, karena tidak ada yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau, berilah aku petunjuk menuju akhlak yang terbaik, tidak ada yang mampu menunjukkannya kecuali Engkau, palingkanlah aku dari akhlak yang buruk, tidak ada yang mampu memalingkan dari keburukannya kecuali Engkau, aku memenuhi panggilan-Mu, semua kebaikan berada di genggaman-Mu, semua kejahatan tidak kembali kepada-Mu, saya adalah dari-Mu dan (akan kembali) kepada-Mu, Engkau Maha Pemberi keerkahan dan Maha Tinggi, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.

Dan jika beliau sedang ruku’ beliau membaca:

اللَّهُمَّ لَكَ رَكَعْتُ وَبِكَ آمَنْتُ ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ ، خَشَعَ لَكَ سَمْعِي وَبَصَرِي وَمُخِّي وَعَظْمِي وَعَصَبِي 

“Ya Allah untuk-Mu aku ruku’, dan kepada-Mu aku beriman, dan kepada-Mu aku berserah diri, pendengaran, penglihatan, otak, tulang dan uratku tunduk kepada-Mu”.

Dan jika beliau I’tidal beliau membaca:

اللَّهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الأَرْضِ وَمِلْءَ مَا بَيْنَهُمَا وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ 

“Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu seluas langit dan bumi dan seluas di antara keduanya, dan seluas sesuatu yang Engkau kehendaki setelahnya”.

Dan jika beliau bersujud membaca:

اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ 

“Ya Allah, saya bersujud kepada-Mu, beriman kepada-Mu, berserah diri kepada-Mu, wajahku bersujud kepada-Mu Dzat Yang telah menciptakannya, mengindahkan rupanya, mengaktifkan pendengaran dan penglihatannya, Maha suci Allah Pencipta Terbaik”.

Kemudian menjadi ucapan terakhir yang dibaca antara tasyahhud dan salam adalah:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّي أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لا إِلَهَ إِلا أَنْتَ 

“Ya Allah, ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, yang aku sembunyikan dan yang aku nampakkan, yang aku berlebihan di dalamnya dan yang Engkau Maha Mengetahuinya dari pada aku, Engkau Maha Pendahulu dan Maha Akhir, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau”.

Wallahu A’lam.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam