Kami memohon donasi dengan suka rela untuk mendukung situs ini, agar situs anda -islamqa.info – berkelanjutan dalam melayani Islam dan umat Islam insyaallah
Saya punya dua pertanyaan;
Pertama, saya menunaikan haji pada tahun lalu, setelah melontar jumrah di hari tanggal 12 Zulhijah pada waktu zuhur, saya menuju Masjidilharam dengan niat nafar awal. Akan tetapi saya tidak melakukan thawaf wada, kecuali pada hari tanggal ke 13 waktu zuhur.
Kedua: Saya menggundul kepala saya sebelum Menyembelih hayu pada hari Nahr (Idul Adha, tanggal 10 Zulhijah).
Apakah saya berdosa pada kedua kondisi tersebut?
Alhamdulillah.
Pertama:
Standar dalam masalah nafar awal adalah keluarnya jamaah haji dari Mina sebelum matahari terbenam tanggal 12 Zulhijah. Jika dia keluar pada waktu tersebut, maka tidak mengapa baginya melakukan thawaf wada pada hari berikutnya.
Kedua:
Tidak mengapa, insya Allah, mendahulukan menggundul rambut atas Menyembelih hadyu pada hari Nahr, khususnya pada orang yang memang sudah mengalami demikian dan tidak bertanya soal keringanan sebelumnya.
Imam Bukhari telah meriwayatkan (124) dari Abdullah bin Amr radhiallahu anhuma, dia berkata, “Aku melihat Nabi shallallahu alaihi wa sallam di jamarat, beliau sedang ditanya-tanya. Seseorang bertanya kepadanya, ‘Ya Rasulullah, saya Menyembelih sebelum melontar?’ Beliau berkata, ‘Melontarlah, tidak mengapa.’ Yang lain bertanya, ‘Ya Rasulullah, saya menggundul kepala sebelum Menyembelih.’ Beliau berkata, ‘Sembelihlah, tidak mengapa.’ Tidaklah beliau ditanya tentang sesuatu yang dimajukan atau diakhirkan kecuali beliau berkata, ‘Lakukan, tidak mengapa.”
Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah, “Di antara pelajaran dalam ayat,
وَلا تَحْلِقُوا رُؤُوسَكُمْ حَتَّى يَبْلُغَ الْهَدْيُ مَحِلَّهُ
“Dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya.” SQ. Al-Baqarah: 196
Menunjukkan tidak bolehnya menggundul sebelum Menyembelih, berdasarkan firman Allah Taala,
حتى يبلغ الهدي محله
“Sebelum korban sampai di tempat penyembelihannya.” SQ. Al-Baqarah: 196
Banyak ulama yang mengambil pendapat ini seraya berdalil dengan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam,
إني لبدت رأسي وقلدت هديي ، فلا أحل حتى أنحر
“Sungguh aku telah ikat kepalaku dan kalungkan hadyuku, maka aku tidak tahallul sebelu menyembelihnya.”
Mereka yang berpendapat demikian mengambil zahirnya ayat dan perbuatan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang mengatakan, “Aku tidak tahallul sebelum menyembelihnya.”
Akan tetapi banyak hadits-hadits yang menunjukkan dibolehkannya mendahului dan mengakhirkan (masing-masing amalan haji pada tanggal 10 Zulhijah) sebagai bentuk kemudahan bagi umat. Karena Nabi shallallahu alaihi wa sallam saat ditanya pada hari Id tentang mendahulukan atau menunda sebuah amalan, maka setiap kali ditanya tentang hal itu, beliau bersabda, ‘Lakukan, tidak mengapa.” (Tafsir Al-Quran, Syekh Ibnu Utsaimin)
Sebagai tambahan, silakan lihat jawaban soal no. 106586.
Berdasrkan hal tersebut, maka haji anda sah dan anda tidak memiliki kewajiban apa-apa.
Wallahu a’lam.