Kami memohon donasi dengan suka rela untuk mendukung situs ini, agar situs anda -islamqa.info – berkelanjutan dalam melayani Islam dan umat Islam insyaallah
Di dalam tarekat sufi ada istilah berjenjang yang dinamakan syariat, thariqah, hakikat, ma’rifat. Apakah benar bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- telah mengajarkan kepada para sahabatnya cara seperti ini, sama dengan yang dimaksud oleh kaum sufi?
Alhamdulillah.
Kita wajib mengetahui bahwa penisbatan pada sufi adalah karena memakai shuf (kain dari bulu kambing) tidak kepada yang lainnya.
Syeikh Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah- berkata:
“Nama Sufi dinisbatkan kepada pakaian dari kain yang berasal dari bulu domba. Inilah yang benar. Ada yang mengatakan bahwa sufi itu dinisbatkan kepada “shofwah” (pilihan) dari para ahli fikih, atau dinisbatkan kepada Shufah bin Ad bin Thonjah, sebuah qabilah Arab yang dulu dikenal rajin ibadah, juga ada yang mengatakan dinisbatkan kepada ahli Shuffah (sahabat yang tinggal di masjid Nabawi), atau kepada bukit Shofa atau kepada shofwah (pilihan) atau kepada shaff terdepan di hadapan Alloh, semua pendapat ini lemah. Karena kalau demikian maka mereka akan disebut sebagai Shofiyyun, Shafa’i, Shofwiy, Shofiy, dan tidak disebut dengan Shufi”. (Majmu Fatawa: 11/195)
Tasawuf belum muncul kecuali setelah berlalunya tiga abad pertama yang telah dipuji oleh Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- sabdanya:
خير الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم ( رواه البخاري، رقم 2652، ومسلم، رقم 2533 من حديث ابن مسعود)
“Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya kemudian generasi setelahnya”. (HR. Bukhari, no. 2652 dan Muslim, no. 2533 dari hadits Ibnu Mas’ud)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullah- berkata:
“Adapun kata “Sufi” belum terkenal pada tiga abad pertama, akan tetapi istilah itu baru dikenal setelah berlalunya tiga generasi tersebut”. (Majmu’ Fatawa: 11/5)
Tarekat tersebut dan semua tarekat serupa yang mengandung bid’ah, bertentangan dengan al Qur’an, sunnah dan semua yang dilakukan oleh generasi terbaik umat ini pada tiga masa tersebut. Setiap pimpinan tarekat tersebut membuat dzikir, hizb dan tata cara beribadah yang berbeda dengan yang lainnya. Hal ini tentu bertentangan dengan syari’at dan memecah belah barisan umat.
Alloh telah memberikan karunia kepada umat dengan menyempurnakan agama dan nikmat-Nya. Siapa saja yang melakukan Ibadah dan tarekat yang tidak ada di dalam syari’at, maka dia telah mendustakan firman Alloh –Ta’ala- dan tertuduh berkhianat kepada Nabi –shallallahu alaihi wa sallam-.
Bisa jadi dengan perbuatan bid’ah mereka mengandung kedustaan; karena pimpinannya mengklaim bahwa tarekat mereka itu berasal dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- atau bahwa mereka sesuai dengan jalan dan petunjuk para Khulafa Rasyidin.
Lajnah Daimah pernah ditanya:
“Apakah ada di dalam Islam tarekat-tarekat yang bermacam-macam, seperti: tarekat Syadzaliyah, tarekat Kholwatiyah dan lain sebagainya. Jika tarekat-tarekat tersebut ada, maka apa yang menjadi dalilnya? dan apa maksud dari firman Alloh –Tabaraka wa Ta’ala-:
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيماً فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ (سورة الأنعام: 153)
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al An’am: 153)
Dan apa maksud dari firman Alloh yang lain:
وَعَلَى اللَّهِ قَصْدُ السَّبِيلِ وَمِنْهَا جَائِرٌ وَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ (سورة النحل: 9)
“Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus, dan di antara jalan-jalan ada yang bengkok. Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar)”. (QS. An-Nahl: 9)
Mana saja beberapa jalan yang bermacam-macam?, dan mana yang dimaksud dengan sabilillah (jalan Alloh) ?. Kemudian apa maksud dari sabda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud bahwa beliau menggambar sebuah garis, kemudian bersabda:
هذا سبيل الرشد
“Ini adalah jalannya petunjuk.”
Kemudian beliau menggambar beberapa garis ke kanan dan ke kiri kemudian bersabda:
هذه سبل على كل سبيل منها شيطان يدعو إليه ؟
“Beberapa jalan ini, pada setiap jalannya adalah setan yang mengajaknya.”
Mereka menjawab:
“Tidak ada di dalam Islam seperti tarekat-tarekat yang telah disebutkan atau tarekat yang serupa dengannya. Yang ada di dalam Islam adalah apa yang ada di dalam kedua ayat dan hadits yang telah anda sebutkan bahwa beliau –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
افترقت اليهود على إحدى وسبعين فِرقة ، وافترقت النصارى على ثنتين وسبعين فِرقة ، وستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فِرقة ، كلها في النار إلا واحدة " ، قيل : من هي يا رسول الله ؟ قال : " من كان على مثل ما أنا عليه اليوم وأصحابي
“Orang-orang Yahudi pecah menjadi 71 kelompok, orang-orang Nasrani pecah menjadi 72 kelompok, sedangkan umatku akan pecah menjadi 73 kelompok, semuanya di neraka kecuali satu (kelompok saja)”. Ada yang bertanya: “Siapa gerangan mereka (yang selamat) wahai Rasulullah?” Beliau menjawab: “Mereka adalah orang yang pedomannya seperti apa yang aku bawa saat ini dan para sahabtku.”
Dan sabda Nabi –‘alaihis shalatu was salam-:
لا تزال طائفة من أمتي على الحق منصورة ، لا يضرُّهم من خذلهم ولا من خالفهم حتى يأتي أمر الله وهم على ذلك
“Senantiasa ada kelompok dari umatku yang membela kebenaran dan mereka adalah golongan yang ditolong. Tidak membahayakan mereka siapa yang mengabaikan mereka dan yang menyelisihi mereka, sehingga datang ketetapan Alloh sedangkan mereka tetap pada kondisi seperti itu.”
Yang benar adalah mengikuti Al Qur’anul Karim dan sunnah Nabawiyah yang shahih dan jelas. Inilah jalan Alloh, merupakan jalan yang lurus, jalan yang dituju, termasuk juga garis yang lurus yang telah disebutkan tadi di dalam hadits Ibnu Mas’ud. Dan itulah yang diajarkan kepada para sahabat Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- dan Alloh pun meridhoi mereka dan meridhoi pengikut mereka dari generasi salaf umat ini dan siapa saja yang berjalan di atas jalan mereka (3 abad terbaik). Tarekat-tarekat dan kelompok lainnya itulah yang merupakan jalan-jalan yang disebutkan dalam firman Alloh –Ta’ala- :
وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ (سورة الأنعام: 153)
“Dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya”. (QS. Al An’am: 153)
(Fatawa Lajnah Daimah: 2/283-284)
Wallahu A’lam.