Ahad 21 Jumadits Tsani 1446 - 22 Desember 2024
Indonesian

Jalan Menuju Akhir Yang Baik (khusnul khatimah)

Pertanyaan

Apakah ada tanda-tanda yang menunjukkan akhir yang baik ?

Ringkasan Jawaban

Akhir yang baik bagi seorang hamba adalah sebelum kematianya ia dibimbing untuk menjauhi murka Tuhan Yang Maha Esa, bertaubat dari dosa dan kemaksiatan, dan beralih ke ketaatan dan amal shaleh, kemudian dia meninggal dunia dan ia dalam keadaan yang baik tersebut. Tanda-tanda akhir yang baik antara lain: mengucapkan syahadat ketika mati, mati dengan berkeringat di dahi, mati di malam jumat atau siang hari, mati karena berperang di jalan Allah, mati karena wabah penyakit, mati karena penyakit lambung, mati karena penyakit, tertimpa reruntuhan dan tenggelam, dan kematian seorang wanita dalam masa nifas karena anaknya atau sedang mengandungnya, Kematian karena terbakar, radang selaput dada dan TBC, kematian karena membela agama, menjaga harta atau nyawa, Meninggal dalam keadaan berjaga-jaga (ribath) di jalan Allah, dan kematian karena perbuatan baik.

Alhamdulillah.

Arti akhir yang baik

Akhir yang baik adalah dimana seorang hamba diberikan kesuksesan sebelum kematiannya untuk menjauhi murka Tuhan Yang Maha Esa, bertaubat dari dosa dan kemaksiatan, serta kembali pada ketaatan dan amal shaleh, dan kemudian ia meninggal dunia dan ia berada dalam kondisi tersebut.

Yang menunjukkan makna tersebut adalah sebagaimana diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu: Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda: (Jika Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya , Dia menggunakannya.) Mereka bertanya: Bagaimana Dia menggunakannya? Beliau bersabda: (Dia akan membimbingnya untuk beramal shaleh sebelum kematiannya.) Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (11625) dan Al-Tirmidzi (2142), dan dikuatkan oleh Al-Albani dalam “Al-Silsilah Al-Sahihah” (1334) .

Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda: (Ketika Tuhan Yang Maha Esa menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, Dia memberinya madu.) Dikatakan: Dan apakah madunya? Beliau bersabda: (Allah Subhanahu wata’ala membukakan baginya suatu amal kebaikan sebelum kematiannya lalu mengembalikannya kepadanya.) Diriwayatkan oleh Ahmad (17330), dan disahkan oleh Al-Albani dalam “Al-Silsilah Al-Sahih” (1114).

Ada beberapa tanda-tanda akhir yang baik (khusnul khatimah); di antaranya adalah apa yang diketahui oleh hamba ketika berada dalam keadaan sekarat (sakaratul maut); dan beberapa di antaranya adalah yang bisa terlihat jelas oleh orang lain.

Tanda dimana seorang hamba diperlihatkan mempunyai akhir yang baik

Tanda-tanda akhir yang baik bagi seorang hamba adalah ia diberi kabar baik pada saat kematiannya karena mendapatkan keridhaan dan karamah Allah Subhanahu wata’ala sebagai nikmat dari-Nya.

sebagaimana difirmankan Yang Maha Kuasa:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَـٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَـٰٓٮِٕڪَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمۡ تُوعَدُونَ

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka [dengan mengatakan]: "Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan [memperoleh] surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu". [Fussilat: 30], dan kabar baik ini  untuk orang-orang beriman ketika mereka sedang sekarat. Lihat “Tafsir Ibn Saadi” (hal. 1256).

Dalil lainya  yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari (6507) dan Muslim (2683) dari Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa senang berjumpa dengan Allah, maka Allah pun senang berjumpa dengannya dan barangsiapa yang benci berjumpa dengan Allah, maka Allahpun benci berjumpa dengannya." Lalu aku bertanya; "Wahai Nabi Allah, apakah itu maksudnya juga benci kepada kematian, padahal setiap kita membenci kematian?" Beliau bersabda: "Bukan begitu, tetapi seorang mukmin apabila telah diberi kabar gembira dengan rahmat dan ampunan Allah, ia senang berjumpa dengan Allah dan Allah pun senang berjumpa dengannya. Dan sesungguhnya orang kafir apabila telah diberi kabar dengan siksa Allah dan marah-Nya, maka ia benci berjumpa dengan Allah dan Allah pun benci berjumpa dengannya."

Al-Nawawi rahimahullah berkata: “Makna hadits tersebut adalah bahwa cinta dan kebencian yang dianggap menurut syariat Islam adalah yang diperlihatkan saat naza’ dalam keadaan dimana  taubat tidak lagi diterima, Situasinya diperlihatkan dengan jelas kepada orang yang sedang sekarat .”

Tanda-tanda akhir yang baik (khusnul khatimah)

Adapun tanda-tanda akhir yang baik itu banyak sekali, para ulama rahimahullah telah melakukan penelusuran nash-nash yang terkait dengan hal tersebut. Dan di antara tanda-tanda itu adalah:

  1. Mengucapkan Syahadat ketika meninggal.

sebagaimana sabda Nabi Muhammad salallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “(Barangsiapa yang akhir ucapanya adalah laa Ilaaha illa Allah maka dia akan masuk surga) Diriwayatkan oleh Abu Dawud (3116), dan disahkan oleh Al-Albani dalam “Sahih Abi Dawud” (2673).

  1. Meninggal dengan kondisi kening berkeringat.

artinya: terdapat keringat di kening pada saat meninggal, sebagaimana diriwayatkan oleh Buraydah bin Al-Hasib radhiyallahu 'anhu yang berkata: Saya mendengar Rasulullah salallahu ‘alaihi wasallam bersabda: (“Kematian seorang mukmin dengan keringat di kening”.) Diriwayatkan oleh Ahmad (22513) dan Al-Tirmidzi (980), Al-Nasa'i (1828), dan dikuatkan oleh Al-Albani dalam “ Shahih Al-Tirmidzi.”

  1. Meninggal pada malam jum’at atau siang harinya.

Sebagaimana sabda Nabi salallahu ‘alaihi wasallam: “Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jum`at atau malam Jum`at, melainkan Allah akan menjaganya dari fitnah (siksa) kubur”. Diriwayatkan oleh Ahmad (22513) dan Al-Tirmidzi (980), Al-Nasa'i (1828), dan dikuatkan oleh Al-Albani dalam “ Shahih Al-Tirmidzi.

  1. Meninggal saat berperang di jalan Allah (syahid)

Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:

وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ - فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُوا بِهِمْ مِنْ خَلْفِهِمْ أَلَّا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ - يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللَّهَ لَا يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ

آل عمران: 169 – 17[

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidupdi sisi Tuhannya dengan mendapat rezki, mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul merekabahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak [pula] mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan ni’mat dan karunia yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (QS. Ali Imran : 169-171).

Rasulullah salallhu alaihi wasallam bersabda: “Siapa yang terbunuh di jalan Allah, maka ia mati syahid, siapa yang mati di jalan Allah, maka dia mati syahid” Diriwayatkan oleh Muslim (1915).

  1. Meninggal karena wabah penyakit (tha’un).

Sebagaimana sabda Rasulullah salallahu alaihi wasallam: “Tha’un adalah syahadah bagi setiap muslim.” HR. Al-Bukhari (2830) dan Muslim (1916).

Aisyah rahiyallahu anha pernah bertanya kepada Rasulullah salallahu alaihi wasallam tentang tha’un, maka Rasulullah salallahu alaihi wasallam mengabarkan kepadanya: “Tha’un itu adalah adzab yang Allah kirimkan kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Maka Allah jadikan tha’un itu sebagai rahmat bagi kaum mukminin. Siapa di antara hamba (muslim) yang terjadi wabah tha’un di tempatnya berada lalu ia tetap tinggal di negerinya tersebut dalam keadaan bersabar, dalam keadaan ia mengetahui tidak ada sesuatu yang menimpanya melainkan karena Allah telah menetapkan baginya, maka orang seperti ini tidak ada yang patut diterimanya kecuali mendapatkan semisal pahala syahid.” HR. Al-Bukhari(3474)

  1. Meninggal karena penyakit lambung.

Sebagaimana sabda Rasulullah salallahu alaihi wasallam: “Siapa yang mati karena sakit perut maka dia mati syahid”. Diriwayatkan oleh Muslim (1915).

  1. Meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan dan karena tenggelam.

Rasulullah salallahu alaihi wasallam bersabda: “Syuhada itu ada lima, yaitu orang yang meninggal karena penyakit tha’un, orang yang meninggal karena penyakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang meninggal karena tertimpa reruntuhan, dan orang yang gugur di jalan Allah.” Diriwayatkan oleh Al-Bukhari (2829) dan Muslim (1915)

  1. Kematian seorang wanita pada masa nifas karena anaknya atau sedang mengandungnya.

Diantara dalilnya adalah apa yang diriwayatkan oleh Abu Dawud (3111) bahwa Nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam bersabda: (Dan wanita yang mati, sementara ada janin dalam kandungannya) Al-Khattabi rahimahullah bersabda: “Artinya dia meninggal ketika dalam kandungannya masih ada anaknya. “Aoun Al-Maboud”.

Imam Ahmad (17341) meriwayatkan dari Ubadah ibn al-Samit bahwa dia berkata: Rasulullah salallahu alaihi wasallam bersabda: bercerita tentang para syuhada, maka dia menyebutkan di antara mereka: (“Wanita yang meninggal karena anaknya yang masih dalam kandungannya adalah mati syahid, anaknya akan menariknya dengan tali pusarnya ke surga.”). dikuatkan olehAl-Albani dalam Kitab “al-janaiz” (hlm. 39).

Pusar: yang tersisa setelah dipotong oleh bidan, dan tali pusar adalah yang dipotongnya.

  1. Kematian karena terbakar , radang selaput dada, dan TBC.

sabda Nabi Muhammad SAW: (orang yeng terbunuh di jalan Allah adalah syahid, mati karena wabah penyakit adalah syahid, mati karena tenggelam adalah syahid, mati sakit perut adalah syahid , seorang wanita yang meninggal dengan sebab anaknya di saat nifas maka ia mati syahid, anaknya akan menuntunnya ke surga).

Abu Al-Awwam mengatakan dan menambahkan: (Dan mati karena terbakar dan terkena tuberkulosis .) Al-Albani radhiyallahu anhu berkata: "Hasan Sahih." Lihat: "Sahih al-Targheeb wa al-Tarhib ” (1396).

  1. Mati karena membela agama, menjaga harta, atau melindungi diri sendiri.

Rasulullah salallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang terbunuh karena membela hartanya, maka dia mati syahid, siapa yang terbunuh karena membela keluarganya maka ia mati syahid, orang yang terbunuh karena membela agama maka dia mati syahid, dan orang yang terbunuh karena membela jiwanya maka dia mati syahid” (HR. Tirmidzi (1421)

Bukhari (2480) dan Muslim (141) meriwayatkan dari Abdullah bin Amr radhiyallahu 'anhu berkata: Aku mendengar Nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa terbunuh karena menjaga hartanya maka ia adalah seorang syahid” .

  1. Meninggal dalam keadaan berjaga-jaga (ribath) di jalan Allah.

sebagaimana diriwayatkan oleh Muslim (1913) dari Salman Al-Farsi radhiyallahu 'anhu: Rasulullah salallahu alaihi wasallam bersabda: “Berjaga-jaga (di jalan Allah) sehari dan semalam lebih baik daripada puasa sebulan dan shalat sebulan. Bila ia meninggal, amalnya yang biasa ia lakukan ketika masih hidup terus dianggap berlangsung dan diberikan rizkinya serta aman dari fitnah (pertanyaan kubur).”

  1. Salah satu tanda akhir yang baik adalah mati karena suatu perbuatan baik

Berdasarkan Hadis Nabi salallahu alaihi wasallam: “Barangsiapa yang mengucapkan kalimat Laa ilaaha illallah hanya karena mengharap wajah Allah, maka ia akan diwafatkan dengan (mengucapkan) kalimat tersebut, ia akan masuk surga. Barangsiapa yang berpuasa hanya karena mengharap wajah Allah, maka akan dijadikan akhir hayatnya dalam keadaan berpuasa, ia akan masuk surga dan barangsiapa yang bersedekah dengan hanya mengharap wajah Allah, maka akan dijadikan akhir kehidupannya dalam keadaan bersedekah, ia akan masuk surga”

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad (22813), dan dikuatkan oleh Al-Albani dalam Kitab al-janaiz (hlm. 43). Lihat: Kitab al-janaiz (hlm. 34) karya Al-Albani.

Tanda-tanda ini adalah kabar baik yang menunjukkan akhir yang baik , namun demikian kita tidak bisa memastikan bahwa ada orang tertentu yang termasuk penghuni surga, kecuali orang yang Nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam bersaksi bahwa dia berada di dalamnya (surga) seperti empat khalifah.

Semoga Allah subhanahu wata’ala menganugerakan kepada kita akhir yang baik (khusnul khatimah).

Wallahu a’lam.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam

Tema-tema Terkait