Alhamdulillah.
Pertama:
Pertanyaan anda ini menunjukkan bahwa anda bersungguh-sungguh menunaikan kewajiban anda sebagai seorang guru sekolah sekaligus sebagai da'i. Maka kami mohon kepada Allah subhaanahu wa ta'ala agar Dia memberkahi anda serta kesungguhan anda.
Seorang guru di sekolahnya memiliki amanah dan akan ditanya terhadap amanah yang dipikulnya dengan cara memberikan nasehat kepada siswa dan mengarahkan mereka serta membimbing mereka kepada jalan yang lebih baik dan bermanfaat.
Dalam hadits disebutkan dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma, dia berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 'Semua kalian adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan ditanya tentang apa yang dipimpin." (HR. Bukhari, no. 853, Muslim, no. 1829)
Seandainya setiap guru memiliki semangat seperti anda, insya Allah akan tumbuh generasi saleh dan bibit yang bagus.
Kedua:
Setiap muslim hanyalah diperintahkan untuk memberikan pengajaran dan bimbingan serta nasehat, adapun masalah hasil dia tidak diminta pertanggungjawaban, begitu pula jika seseorang tidak mematuhi nasehatnya.
Firman Allah Ta'ala,
مَا عَلَى الرَّسُولِ إِلا الْبَلاغُ (سورة المائدة: 99)
"Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan,." (QS. Al-Maidah: 99)
Keberhasilan dakwah tidak dinilai dari sisi banyaknya atau kuantitas. Dalam hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma, dia berkata, "Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, "Aku diperlihatkan umat-umat, ada satu atau dua nabi yang bersama satu orang pengikut, dan (ada pula) nabi yang tidak bersama pengikut." (HR. Bukhari, no. 5378, Muslim, 220)
Jika orang yang didakwahi belum melaksanakan apa yang kita ajarkan, tidak berarti hal itu dakwah telah gagal, atau surut. Betapa banyak sebuah pesan dan nasehat baru memberikan pengaruh di kemudian hari.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam membaritahukan akan hal itu dalam sabdanya bahwa, "Perkara (dakwah) ini akan sampai sebagaimana sampainya malam dan siang dan tidak Allah biarkan sebuah rumah baik di kampung maupun di kota kecuali Allah akan memasukkan agama ini, dengan kemuliaan orang-orang yang mulia dan kehinaan orang-orang yang hina. Mulia karena dimuliakan Islam, dan hina karena dihinakan kekufuran." (HR. Ahmad, 28/155. Dinyatakan shahih oleh AlAlbany dalam Silsilah Ash-Shahihah)
Beliau sallallahu’alaihi wa sallam belum menyaksikan (hal itu) semasa hidupnya.
Bukanlah merupakan kewajiban dalam kesuksesan berdakwah kita memeriksa orang-orang atas pengaruh dakwah kita secara langsung.
Adapun metode yang selayaknya digunakan oleh seorang pendidik, kami nasehatkan sebagai berikut:
1. Harus ada komunikasi antara rumah dan sekolah. Apabila di sekolah anak didik dibangun, sedangkan di rumah diruntuhkan lagi, atau sebaliknya, maka tidak ada hasil yang diharapkan akan tercapai. Maka harus ada komunikasi terhadap para wali murid. Misalnya, jika seorang guru menganjurkan agar siswa menjaga shalatnya, maka hendaknya diikuti dengan memonitor keluarga terhadap anak tersebut dan memperingatkan mereka tentang waktu shalat.
Jika sang guru misalnya mengajarkan adab makan, seperti membaca basmalah, menggunakan tangan kanan, maka hendaknya keluarganya juga memonitor hal tersebut pada anaknya. Begitu seterusnya dengan ajaran dan adab serta hukum yang lain.
2. Fokus pada pendidikan keimanan dan menguatkan naluri keimanan pada diri sang anak.
Lihat pada jawaban soal no. 22950.
3. Mendidik dengan cerita, dengan cerita-cerita para nabi, orang-orang saleh, para shahabat, tabi'in serta mengajarkan untuk mengikuti jejak mereka. Metode ini sangat besar pengaruhnya terhadap anak didik
Lihat jawaban pada soal no. 22496.
4. Mendidik dengan teladan. Tampilan seorang pendidik di hadapan siswa dengan penampilan kejujuran, amanah, halus budi bahasa, memiliki pengaruh yang sangat besar dan positif bagi diri siswa. Bagaimana seorang murid akan mematuhi seorang guru yang memerintahkannya untuk jujur atau menepati janji sedangkan sang guru tersebut berdusta dalam pembicaraannya atau berjanji tapi tidak menepati?!
5. Mendidik secara praktis. Misalnya dengan melaksanakan shalat di depan mereka, sehingga sang anak akan merekam pelaksanaan ibadah tersebut langsung dalam perbuatannya.
Adapun terkait dengan apa yang seharusnya pertama kali ditanamkan oleh seorang guru kepada anak didiknya adalah sebagai berikut;
- Rukun iman; Iman kepada Allah, para malaikat, kita-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir dan takdir baik dan buruk. Sampaikan dengan cara yang mudah sesuai tingkat pemahaman mereka disertai contoh dan pengulangan.
- Hukum-hukum yang terkait dengan ibadah-ibadah utama, seperti shalat, juga berwudhu, demikian pula adab bersuci dan anjuran berprilaku bersih.
- Adab yang bersifat umum, seperti ucapan yang baik, menjauhkan kalimat-kalimat buruk, mencintai kedua orang tua, menghormat yang lebih tua, berbuat baik kepada teman, dan perkara lainnya.
- Peringatan dari prilaku buruk, seperti mencaci, dusta, dan mengganggu orang lain, atau selainnya.
Adapun sifat utama yang penting dimiliki oleh seorang pendidik adalah; Sabar, suka memonitor dan tidak putus asa.
Kami mohon kepada Allah semoga Dia menolong anda dan memberikan taufik-Nya kepada anda serta membalas kesungguhan dan usaha keras anda dengan sebaik-baik balasan.
Wallahua'lam .