Alhamdulillah.
Pertama:
Dahulu Nabi sallallahu alaihi wa sallam melarang berlebihan dalam segala hal. Dan biasanya beliau berhemat dalam penggunaan air ketika bersuci dan tidak berlebihan. Bahkan pernah beliau berwudu dengan hanya satu mud sebagaimana dikatakan oleh Anas radhiallahu anhu.” (HR. Muslim, no. 325).
Satu mud adalah satu raupan dua telapak tangan ukuran sedang dari kalangan anak Adam.
Begitu juga beliau sallallahua alaihi wa sallam tidak berlebihan menggunakan air dalam bersuci (beristinja), beliau tidak menggunakannya melebihi dari kebutuhan. Yaitu kadar yang dapat menghilangkan najis di tempatnya.
Kedua:
Dahulu di antara petunjuk Nabi sallallahu alaihi wa sallam ketika membutuhkan untuk bersuci atau menghilangkan kotoran atau gangguan beliau langsung mempergunakan dengan tangannya yang kiri. Diriwayatkan oleh Abu Daud, 933) dari Aisyah radhiallahua’anha berkata:
كَانَتْ يَدُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْيُمْنَى لِطُهُورِهِ وَطَعَامِهِ ، وَكَانَتْ يَدُهُ الْيُسْرَى لِخَلَائِهِ، وَمَا كَانَ مِنْ أَذًى (وصححه الألباني في صحيح أبي داود )
“Dahulu tangan kanan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam digunakan untuk bersuci (berwudu) dan makan, sedangkan tangan kirinya istinja selain itu, dan untuk yang kotor.” (Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalah Shahih Abu Daud)
Diriwayatkan oleh Bukhari, (265) dan Muslim, (317) dari Ibnu Abbas berkata, Maimunah berkata,
وَضَعْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَاءً يَغْتَسِلُ بِهِ ، فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ ، فَغَسَلَهُمَا مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا ، ثُمَّ أَفْرَغَ بِيَمِينِهِ عَلَى شِمَالِهِ ، فَغَسَلَ مَذَاكِيرَهُ ، ثُمَّ دَلَكَ يَدَهُ بِالأَرْضِ
“Saya menyedikan air untuk Rasulullah sallallahu’aliahi wa sallam untuk mandi, maka beliau masukkan kedua tangannya dan membersihkannya dua atau tiga kali. Lalu dia tuangkan air di kedua tangannya lalu dia basahi tubuhnya, dua kali tiga kali. Kemudian tangan kanan untuk tangan kirinya, kemudian dia membersihkan kemaluannya kemudian menggosok tangannya di tanah.”
Dalam riwayat lain ,
ثُمَّ دَلَكَ يَدَهُ بِالأَرْضِ ، أَوْ بِالْحَائِطِ
“Kemudian beliau menggosokkan tangannya ke tanah atau di dinding.”
Jika memungkinkan gunakan tangan kanan untuk menyiram lalu membersihkan dengan tangan kirinya.
Diriwayatkan Bukhari, (150) dan Muslim, (271) dari Anas bin Malik berkata,
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا خَرَجَ لِحَاجَتِهِ، أَجِيءُ أَنَا وَغُلاَمٌ، مَعَنَا إِدَاوَةٌ مِنْ مَاءٍ ، يَعْنِي يَسْتَنْجِي بِهِ
“Dahulu Nabi sallallahu’alahi wa sallam jika ingin buang hajat, saya dan teman saya membawakan sewadah air untuk dia bersuci dengannya.”
Kata ‘والْإِدَاوَة ‘ adalah tempat kecil dari kulit yang digunakan untuk tempat air. Sebagaimana terdapat dalam Fathul Bari karangan Ibnu Hajar, (1/76).
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Kalau airnya ada di gayung dan semisalnya, maka tuangkan saja ke kemaluannya.” (Fathul Bari karangan Ibnu Rajab, 1/276).
Ketiga:
Biasanya Nabi sallallahu alaihi wa sallam ketika keluar dari kamar mandi, beliau menggosokkan tangannya ke tanah. Seperti hadits Maimunah tadi: “Maka membersihkan kemaluannya kemudian menggosokkan tangannya ke tanah.”
Diriwayatkan Nasa’i, (50) dari Abu Hurairah: “Sesungguhnya Nabi sallallahu alaihi wa sallam berwudhu, ketika selesai istinja, beliau menggokkan tangannya ke tanah.” (Dihasankan oleh Al-Albani di ‘Sahih Nasa’i’).
Tindakan ini jelas dan difahami maksudnya, yaitu untuk menghilangkan yang mungkin masih masih menempel di tangan bekas beristinja dari kotoran atau bau busuk. Oleh karena itu Bukhari membuat judul bab dalam kitabnya ‘Bab Membasuh tangan dengan tanah agar lebih bersih’.
Dalam kitab kitab ‘Aunul Ma’bud, (1/44) dikatakan, “Untuk membersihkan bau tak sedap yang mungkin masih tersisa setelah bersuci.”
Kalau membersihkan kedua tangannya dengan sabun dan semisalnya untuk menghilangkan bekas hal itu, maka hal itu seperti menggosokkan ke tanah. Bahkan itu lebih utama.
An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Dianjurkan bagi orang yang beristinja dengan air ketika selesai hendaknya membersihkan tangannya dengan tanah atau pohon (untuk mencuci tangan) atau menggosokkan di tanah atau di dinding untuk menghilangkan kotoran dari tubuhnya.” (Syarh Muslim, 3/231).
Kemudian beliau sallallahu alaihi wa sallam berwudhu untuk shalat, maka beliau memulai dengan membersihkan kedua tangannya tiga kali sebelum memasukkan ke dalam bejana.
Diriwayatkan Bukhari, (265) dan Muslim, (317) dan teks untuknya dari Ibnu Abbas radhiallahu anhu ma berkata, bibiku Maimunah memberitahukan kepadaku seraya berkata:
أَدْنَيْتُ لِرَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غُسْلَهُ مِنَ الْجَنَابَةِ ، فَغَسَلَ كَفَّيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ ، ثُمَّ أَفْرَغَ بِهِ عَلَى فَرْجِهِ ، وَغَسَلَهُ بِشِمَالِهِ ، ثُمَّ ضَرَبَ بِشِمَالِهِ الْأَرْضَ ، فَدَلَكَهَا دَلْكًا شَدِيدًا ، ثُمَّ تَوَضَّأَ وُضُوءَهُ لِلصَّلَاةِ ، ثُمَّ أَفْرَغَ عَلَى رَأْسِهِ ثَلَاثَ حَفَنَاتٍ مِلْءَ كَفِّهِ ، ثُمَّ غَسَلَ سَائِرَ جَسَدِهِ ، ثُمَّ تَنَحَّى عَنْ مَقَامِهِ ذَلِكَ، فَغَسَلَ رِجْلَيْهِ
“Saya sodorkan air kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam untuk mandi janabat. Maka beliau membersihkan kedua tangannya, dua atau tiga kali. Kemudian memasukkan tangannya ke bejana lalu menuangkan air ke kemaluannya lalu membersihkannya dengan tangan kirinya. Kemudian beliau menepuk tangan kirinya ke tanah dan menggosokkannya dengan keras. Kemudian berwudhu untuk shalat. Kemudian beliau menuangkan air ke kepalanya tiga kali tuangan sepenuh cakupan tangannya. Kemudian membersihkan seluruh tubuhnya kemudian bergeser dari tempat tersebut dan membersihkan kedua kakinya.”
Dalam riwayat Muslim,
فَغَسَلَ كَفَّيْهِ مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلَاثًا، ثُمَّ أَدْخَلَ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ
“Maka beliau membersihkan kedua tangannya dua atau tiga kali kemudian memasukkan tangannya ke bejana.”
Silahkan melihat jawaban soal no. (2532 ), (127362 ), (130400 ).
Wallahu a’lam