Senin 22 Jumadits Tsani 1446 - 23 Desember 2024
Indonesian

Senang Islam Dan Tidak Dapat Meninggalkan Musik Klasik

50687

Tanggal Tayang : 10-02-2016

Penampilan-penampilan : 12640

Pertanyaan

Saya orang yang beriman akan adanya Allah meskipun masih jauh dari Allah. Tapi saya masih kembali tunduk kepada-Nya. Akan tetapi saya masih mendengar musik klasik, saya berpedapat ia termasuk yang terbaik dalam hidupku, ia tidak menimbulkan syahwat. Bahkan membantuku dalam evaluasi diri dan kesalahanku. Saya merasa bahwa Islam itu agama terbelakang ketika saya mendengar orang yang mengatakan bahwa semua bentuk musik itu haram. Apa pendapat anda terkait orang yang shalat dan puasa serta mengajak orang non Islam ke agama Islam akan tetapi masih mendengarkan musik bersih yang tidak ada unsur porno atau sampai suara manusia?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Pertama:

Kami bahagia akan kedatangan anda disertai dengan penjelasan keimanan anda kepada Allah Ta’ala. Meskipun anda jauh, anda telah kembali kepada-Nya dengan penuh tunduk. Ini sifat layak bagi orang yang berakal yang tunduk terhadap keagungan Tuhannya Tabaraka wa ta’ala. Karena dia menyadari kelemahannya dan besarnya hajat kepada Allah Ta’ala. Semoga (Allah) memberi taufik dan menunjukkan serta menetapkan langkahnya.

Kedua:

Kami sedih dengan sebagian ungkapan dari pertanyaan anda, kami berharap tidak membaca semacam ini dari orang beriman dan berakal. Akan tetapi ketika kami renungkan banyaknya orang yang menghalangi jalan kebaikan dan banyaknya orang yang menyesatkan dan orang yang menyebar kerusakan, kami sadari bahwa urusan semacam ini dapat saja terjadi. Akan tetapi kami tenang karena ia akan cepat hilang dan musnah.

Di antara yang menyedihkan kami dalam surat anda, anda mendengarkan musik. Ungkapan anda, ia adalah yang terbaik dalam hidup anda!! ia membantu anda dalam mengevaluasi diri anda dan kesalah anda !! serta tuduhan anda bahwa Islam itu terbelakang ketika anda mendengar pengharaman musik.

Kalau anda renungkan ungkapan seperti ini sebelum anda menulis, mungkin anda tidak menggoreskan dengan tangan anda dan tidak mengucapkan dengan lisan anda. Karena anda telah menulisnya dan telah anda kirim, maka kami harus mengoreksinya. Sebagai bentuk  kewajiban memberi nasehat yang Allah wajibkan kepada kami dan agar tidak menyembunyikan Ilmu yang diharamkan dalam agama kami.

1.Musik

Dalam agama kami diharamkan dan tidak dibolehkan, baik menggunakan alatnya, mendengarkan lantunan dan suaranya. Yang mengatakan haram  adalah mayoritas ahli ilmu, di antaranya Imam mazhab yang empat;  Abu Hanifah, Malik, Syafi’i dan Ahmad rahimahumullah.

Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

 لَيَكُونَنَّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِيرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ (رواه البخاري، رقم 5590، وانظر : " السلسلة الصحيحة " للألباني، رقم 91)

“Akan ada dari umatku suatu kaum yang menghalalkan zina dan sutera, khamar dan musik.” (HR. Bukhori, (5590) silahkan melihat ‘Silsilah Shahihah, karangan Albany, (91).

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Hadits ini menunjukkan haramnya musik. Musik adalah alat yang melalaikan menurut ahli Bahasa. Nama ini mencakup semua alat.” (Majmu Fawa, 1/535).

Dia berkata, “Telah dimaklumi bahwa musik tidak terdapat pada tiga kurun terbaik sebagaimana yang disabdakan Nabi sallallahu alaihi wa slam, “Sebaik-baik kurun (masa) adalah masaku yang saya diutusnya kemudian setelahnya kemudian setelahnya.”

Tidak ada seorang pun, baik di Hijaz, Syam, Yaman, Iraq, Mesir, Khurasan, yang dikenal  baik dan taat beragama berkumpul untuk mendengarkan sesuatu yang dari ahli bid’ah  dengan tujuan perbaikan hati. Oleh karena itu para Imam memakruhkannya seperti Imam Ahmad dan lainnya. Bahkan Imam Syafi’i menggolongkan musik sebagai  bid’ahnya orang zindik. Beliau mengatakan, “Ketika saya meninggalkan Bagdad ada perbuatan baru yang dilakukan orang Zindik, mereka namakan ‘Tagbir’ yang dapat menghalangi orang dari Al-Qur’an.” (Majmu Fatawa, 10/77).

Silahkan melihat jawaban soal. 5000 dan 5011.

Ibnu Qoyim mengatakan, “Kalau seruling yang merupakan alat yang melalaikan paling ringan pengharamannya, bagaimana dengan yang lebih berat lagi. Seperti kecapi, mendalin, suling dari bulu. Tidak selayaknya orang yang berilmu bersikap menunggu akan pengharaman itu – maksudnya nyanyian dan musik- minimal dikatakan bahwa ia adalah syiarnya orang fasik dan peminum khamar.”  (Igotsatul Lahfan, 1/228).

2.Adapun ungkapan anda bahwa ia adalah yang terbaik dalam hidup anda, itu adalah masalah yang mengherankan. Di mana anda dengan Al-Al-Qur’an? Dimana anda dari hadits Nabi sallallahu alaihi wa sallam? Bagaimana anda lebih mengedepankan perkataan manusia dibandingkan dengan Kalamullah? Bagaimana anda berpendapat bahwa alat musik dan yang melalaikan itu lebih utama untuk diri anda, hati anda dan akal anda dibandingkang dengan kalam Allah Ta’ala dan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam?

Ketahuilah –semoga Allah memberikan hidayah kepada anda dan menyinari hati nurani anda – bahwa tidak akan berkumpul dalam hati seorang mukmin antara Al-Qur’an Rahman (dari Allah) dengan qur’an syetan –yaitu musik- . Sesungguhnya anda melihat musik dan nyanyian itu lebih utama dalam hidup anda adalah karena anda terhalang dari Al-Qur’an Rahman. Ketahuilah bahwa setan tidak menghiasi nyanyian dan musik di hati anda dan kehidupan anda kecuali setelah anda dihalangi dari Kitab Allah Ta’ala. Maka anda harus bersegera memperbaiki hati anda dan kembali dari kondisi anda sekarang untuk menguatkan hati anda dalam ketaatan kepada Rahman dan Kalam-Nya. Dan menghinakan diri anda untuk hukum-Nya ta’ala.

Ibnu Qoyim mengatakan, “Maksud nyanyian haram disebut sebagai qur’an syetan, karena ketika musuh Allah ingin menggabungkan dalam jikwa orang yang merusak, mereka menghiasinya dengan lagu yang mendayu dan alat yang melalaikan dan musik, plus wanita cantik atau pria tampan, agar hal itu lebih dapat diterima jiwa untuk menerima qur’an versi mereka dan mengacuhkan dari Al-Qur’an mulia.” (Igotsatul Lahfan, 1/254).

3.Sementara ungkapan anda bahwa musik membantu anda evaluasi diri dan kesalahan anda, ini sangat mengherankan juga. Evaluasi bagaimana? Perkataan dan ungkapan ini telah anda tulis? Apakah anda telah mengevaluasi diri anda. Ketika anda katakan bahwa ia paling utama dalam hidup anda? Dan Islam itu terbelakang kalau mengharamkannya? Apakah anda telah mengevaluasi diri anda dan kesalahan anda. Kemudian anda shalat pada waktunya, puasa sunah, shalat lail ketika orang tidur, menyambung kerabat, mendermakan uang anda di jalan Allah dan mencari ilmu agama dan seterusnya? Kami tegaskan bahwa musik tidak membantu anda akan hal itu. Bahwa apa yang anda lakukan bukan dari musik, sebagai satu-satunya sebab.

Ketahuilah bahwa memikirkan kematian, kuburan, bertemu dengan Allah Ta’ala dengan apa yang disediakan Allah bagi orang yang bermaksiat hal itu menjadikan seorang muslim mengevaluasi diri berkali-kali. Dan meluruskan kehidupannya yang lebih utama. Menghapuskan dosa-dosanya dalam kehidupannya. Ketahuilah –dengan yakin – kalau apa yang anda katakan itu hakekatnya demikian, maka anda akan lihat para musikus dan pendengar musik itu orang yang terbaik dan paling bagus akhlaknya, apakah kenyataannya seperti itu?

4.Adapun tuduhan anda bahwa Islam itu terbelakang ketika anda mendengar pengharaman musik dari salah seorang. Itu adalah yang paling bahaya yang anda keluarkan dan anda tulis dari perkataan anda. Anda telah baca apa yang disabdakan nabi anda Muhammad sallallahu alaihi wa sallam. Anda mengetahui perkataan para ulama semuanya, di antara mereka para Imam mazhab yang empat. Tidak ada lagi jalan bagi anda melainkan taat kepada Tuhan anda. Memenuhi perinta nabi anda sallallahu alaihi wa sallam. Menapaki jalan seperti orang sebelum anda dari jalan kebaikan, ilmu dan ketaatan dari kalangan para shahabat, tabiin dan generasi setelahnya. Bagaimana anda bandingkan antara hukum Allah Ta’ala dengan hukum anda? Bagaimana anda meninggalkan jalan yang ditempuh oleh orang terbaik dengan memilih jalan lain yang berbeda, dan  tidak ada di dalamnya seorang pun dari kalangan orang sholeh?

Ketahuilah bahwa agama Allah tidak mengikuti hawa nafsu pada seseorang. Bahwa Allah Ta’ala yang menciptakan alam semesta dan manusia, adalah Allah ta’ala yang mengetahui apa yang layak untuk kehidupan dunia dan akhiratnya. Maka Allah memerintahkan dan melarang karena ada kebaikan untuknya di dunia dan akhirat.

Ketiga:

Kami senang kalau anda menjadi dai untuk agama ini, hendaknya anda menjadi orang yang menjaga shalat dan puasa. Kami sebenarnya ingin kebaikan untuk anda. Nasehat dan arahan ini untuk kebaikan anda. Lanjutkan ibadah dan dakwah anda untuk Islam. Jauhilah dari kemaksiatan. Tinggalkan musik dan yang mengiriginya berupa kata seronok. Musik menumbuhkan kenifakan dalam hati dan menjadi penyakit. Tidak menunjukkan kebaikan dan tidak melarang keburukan. Bahkan sebaliknya. Nyanyian ini mengajak kepada percintaan dan pertemuan yang diharamkan. Alat-alat ini kalaupun tidak ada kata-kata (jorok), maka ia tetap menimbulkan penyakit hati dan tidak memperbaikinya.

Allah telah menjadikan bagi anda yang lebih baik dari itu yaitu Kitab-Nya, Dia yang berbicara. Maka bacalah dan dengarkan dari para pembaca yang bagus, semoga Allah mengaruniakan kepada anda suara yang merdu. Anda akan melihat perbedaan besar dalam hidup dan hati anda setelahnya. Sungguh Allah telah memberikan hidayah kepada banyak orang dahulu kafir, dengan mendengarkan ayat-ayat Al-Qur’an Karim. Maka anda lebih layak menjadi orang yang pertama untuk hidayah itu sebelum yang lainnya.

Anda boleh mendengarkan nasyid mubah, yang di dalamnya ada perkataan bagus dan hikmah serta peringatan. Anda dapat menghibur dengan apa yang Allah ciptakan baik berupa suara burung deburan ombak. Itu adalah suara-suara Allah ciptakan dan dapat menentramkan hati , bukan dari peralatan yang dilarang agama untuk digunakannya.

Ibnu Qoyim rahimahullah telah menjabarkan pembahasan tentang musik dalam kitabnya ‘Igotsatul Lahfan Min Masoyidis Syaiton’ berusahalah untuk memiliki dan membacanya, anda akan dapatkan apa yang menyenangkan bagi anda insyaallah.

Terakhir, sebaik-baik wasiat bagi anda adalah wasiat takwa kepada Allah Ta’ala, hendaknya anda mencari ilmu dari tempat yang benar. Memperbanyak membaca Al-Qur’an dan mendengarkannya dari orang yang bacaannya merdu. Memohon dengan sangat kepada Allah dengan berdoa agar diperbaiki kondisi dan hati anda.

Kami memohon kepada Allah agar memberikan taufik kepada anda untuk segala kebaikan.

Wallahu almuwaffiq. .

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam