Jum'ah 21 Jumadil Ula 1446 - 22 November 2024
Indonesian

Anda Ingin Masuk Islam dan Bertanya Adab Masuk Masjid?

Pertanyaan

Saya menyukai seorang pria Muslim. Kami berencana untuk menikah dalam waktu dekat. Kedua orangtuanya juga menerima rencana itu. Saya berencana mengucapkan kalimat syahadat dalam waktu dekat. Saya mulai menerapkan syiar-syiar Islam yaitu bersuci dan shalat. Pertanyaan saya adalah apakah perkara-perkara yang bisa saya kerjakan supaya saya menjadi istri yang lurus (shalihah)? Apa saja gaya hidup dan kebiasaan yang harus saya ikuti? Aturan-aturan apakah yang yang harus dipenuhi wanita untuk masuk masjid? Dan bagaimana juga saya membaca Al-Qur’an?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Pertama.

Kami memuji Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menerangi jalan untuk Anda dan membuat Anda mencintai kebenaran, memberikan taufik kepada Anda untuk menerima agama Islam yang benar. Anda hanya tinggal mengucap kalimat syahadat supaya urusan lurus dan dianugerahi dengan taufik di dunia dan akhirat. Bersegeralah, wahai wanita yang cerdas, untuk menerapkan langkah ini. Mohonlah keteguhan atas agama Islam kepada Allah. Segala puji hanya Allah, Tuhan semesta alam.

Kedua.

Supaya Anda menjadi istri yang shalihah dan diterima di sisi Allah Ta’ala, Kami berpesan kepada Anda (setelah pesan untuk taat kepada Allah) untuk patuh kepada suami Anda selagi ia tidak menyuruh keburukan atau dosa. Sesungguhnya kepatuhan seorang istri kepada suaminya termasuk prinsip paling penting dalam pernikahan yang diserukan oleh Islam.

Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal Radhiyallahu ‘Anhu, ia berkata,

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لوْ أَمْرتُ أحَداً أنْ يسجُدَ لأحَدٍ؛ لأمْرتُ المرأَةَ أنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِها؛ مِنْ عِظَمِ حقِّه عَليْها، ولا تَجدُ امْرأَةٌ حلاوةَ الإيمان؛ حتى تُؤَدِّيَ حقَّ زوْجِها، ولو سَألها نَفْسَها وهيَ على ظَهْرِ قَتَبٍ

“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Andaikata aku orang yang memerintahkan seseorang untuk bersujud pada yang lain, niscaya akan kuperintahkan perempuan untuk bersujud pada suaminya karena besarnya hak suami yang Allah telah tetapkan terhadap mereka. Seorang perempuan tidak akan merasakan manisnya iman hingga ia menunaikan hak suaminya, bahkan sekiranya suaminya meminta dirinya, sementara ia saat itu berada di atas pelana kendaraan, maka ia harus mentaatinya."  

Al-Haitsami mengatakan, “Hadits secara lengkap diriwayatkan oleh Al-Bazzar, dan Ahmad meriwayatkan secara ringkas. Para perawi dalam hadits ini adalah perawi-perawi yang shahih.” (Majma’uz Zawa’id, 4/309).

Makna Qatab adalah pelana yang diiletakkan di punggung unta sebagai alas duduk penunggangnya.

Ketiga.

Kemudian setelah itu Anda harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruk yang dulu Anda lakukan sebelum masuk Islam yang bertentangan dengan Islam dan ajaran-ajarannya. Di antaranya adalah Tabarruj (berdandan secara berlebihan), membuka aurat, dan tidak mengenakan pakaian yang syar’i, jika sebelumnya Anda tidak memakai busana yang syar’i.

Anda harus meninggalkan kebiasaan-kebiasaan orang kafir seperti Ikhtilath (campur-baur) dengan kaum pria, dan mempunyai hubungan (pacaran) dengan lelaki asing yang bukan mahram.

Anda harus terbiasa dengan kebiasaan kaum Muslimin dan ajaran-ajaran agama Islam yang diperintahkan, yaitu menjaga eksistensi seorang wanita Muslimah dan tidak bersolek saat pergi ke pasar dan tempat-tempat bercampurnya dengan kaum pria, karena hal itu menyakiti kehormatan suami.

Keempat.

Sedangkan gaya hidup yang harus Anda ikuti yaitu berpegang teguh dengan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya seperti menjaga shalat, puasa dan berdzikir kepada Allah di setiap kondisi. Untuk membantu Anda berdzikir adalah membaca Al-Qur’an dan mengkaji buku-buku yang bermanfaat yang memperkenalkan Islam dan ajaran-ajarannya.

Kelima.

Adapun aturan-aturan bagi seorang wanita ketika masuk masjid adalah sebagai berikut :

1.       Hendaknya Anda tidak berangkat ke masjid dengan memakai minyak wangi dan bersolek (Tabarruj). Hal ini tidak hanya khusus berangkat ke masjid, tetapi kapanpun wanita keluar rumahnya, maka tidak boleh baginya untuk keluar dengan memakai wewangian. Hendaknya tujuan wanita keluar dari rumah ke masjid adalah untuk shalat atau menghadiri majelis ilmu dan belajar hukum-hukum agamanya.

عن أبي هريرة : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : لا تمنعوا إماء الله مساجد الله ولكن ليخرجن وهن تفلات رواه أبو داود ( 565 ) . وصححه الألباني في صحيح أبي دواد ( 529 ) 

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Janganlah kalian menghalangi hamba-hamba (wanita) Allah dari masjid-masjid Allah, akan tetapi hendaklah mereka keluar menuju masjid dengan tidak memakai wewangian.” (HR. Abu Daud, no. 565 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abi Daud, no. 529).  

2.       Disunahkan bagi seorang Muslim jika ia keluar dari rumahnya dan berangkat ke masjid membaca doa berjalan ke masjid.

عن عبد الله بن عباس قال :  . . . فأذن المؤذن فخرج إلى الصلاة يعني النبي صلى الله عليه وسلم وهو يقول : اللهم اجعل في قلبي نوراً وفي لساني نوراً واجعل في سمعي نوراً واجعل في بصري نوراً واجعل من خلفي نوراً ومن أمامي نوراً واجعل من فوقي نوراً ومن تحتي نوراً اللهم أعطني نوراً رواه مسلم ( 763 ) .

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas, ia mengatakan, “... kemudian muadzin mengumandangkan adzan. Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berangkat untuk shalat sembari mengucapkan, ‘Ya Allah, jadikanlah cahaya di hatiku, cahaya di lisanku, cahaya di pendengaranku, cahaya di penglihatanku, cahaya dari belakangku, cahaya dari depanku, cahaya dari atasku, cahaya dari bawahku, dan berilah aku cahaya.’” (HR. Muslim, no. 763).

3.       Apabila masuk masjid, masuk dengan kaki kanan dan berdzikir sebagaimana diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

عن أبي حميد أو عن أبي أسيد قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : إذا دخل أحدكم المسجد فليقل : اللهم افتح لي أبواب رحمتك ، وإذا خرج فليقل : اللهم إني أسألك من فضلك رواه مسلم ( 713 ) .

Diriwayatkan dari Abu Humaid atau dari Abu Usaid, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Apabila salah seorang dari kalian masuk masjid, hendaklah ia mengucapkan, ‘Ya Allah, bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu.’ Dan apaila keluar dari masjid, hendaklah mengucapkan, ‘Ya Allah, sesunguhnya aku memohon kemurahan-Mu.’” (HR. Muslim, no. 713).

Dalam sebagian riwayat ada tambahan:

بسم الله ، اللهم صلِّ على محمد

(Dengan nama Allah, Ya Allah limpahkanlah kesejahteraan kepada Nabi Muhammad).

Di bagian awal kedua doa tersebut.

Lihat At-Tirmidzi, no. 314, Ibnu Majah, no. 771 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah, no. 625.

وعن حيوة بن شريح قال : لقيت عقبة بن مسلم فقلت له : بلغني أنك حدثت عن عبد الله بن عمرو بن العاص : عن النبي صلى الله عليه وسلم :  أنه كان إذا دخل المسجد قال : أعوذ بالله العظيم وبوجهه الكريم وسلطانه القديم من الشيطان الرجيم ، قال : أقط – يعني : فقط ؟- قلت : نعم . قال : فإذا قال ذلك قال الشيطان : حفظ مني سائر اليوم رواه أبو داود ( 466 ) . وصححه الشيخ الألباني في صحيح أبي داود ( 441 ) .

Diriwayatkan dari Haiwah bin Syuraih, dia berkata, “Saya pernah bertemu dengan Uqbah bin Muslim, lalu saya bertanya kepadanya, ‘Telah sampai kepadaku bahwa engkau menceritakan hadits dari Abdullah bin Amru bin Al-'Ash dari Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, bahwasanya beliau apabila masuk ke masjid mengucapkan, ‘A'udzu billahil Azhim wa bi Wajhihil Karim wa Shulthanihil Qadim Minasy Syaithanir Rajim (aku berlindung kepada Allah yang Maha Agung dan kepada Wajah-Nya yang Maha Mulia dan kepada kekuasaan-Nya yang Qadim, dari gangguan setan yang terkutuk.’ Dia bertanya, ‘Apakah itu saja? Aku menjawab, ‘Ya.’ Dia kemudian meneruskan, ‘Barangsiapa membaca itu, maka setan akan berkata kepadanya, ‘Dia terjaga dariku sehari penuh ini.’” (HR. Abu Daud, no. 466 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud, no. 441).

4.       Apabila masuk masjid, seorang Muslim tidak duduk, sebelum melaksanakan shalat 2 rakaat Tahiyatul Masjid.

عن أبي قتادة السلمي : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : إذا دخل أحدكم المسجد فليركع ركعتين قبل أن يجلس  رواه البخاري ( 433 ) ومسلم ( 714 ) .   

Diriwayatkan dari Abu Qatadah As-Sulami, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Apabila kalian masuk masjid, hendaklah rukuk dua kali (shalat 2 rakaat) sebelum ia duduk.” (HR. Al-Bukhari, no. 433 dan Muslim, no. 714).

وروى أبو داود (455) عَنْ عَائِشَةَ رضي الله عنها قَالَتْ : أَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِبِنَاءِ الْمَسَاجِدِ فِي الدُّورِ [يعني الأحياء] وَأَنْ تُنَظَّفَ وَتُطَيَّبَ صححه الألباني في صحيح أبي داود (437)

Abu Daud (no. 455) meriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu ‘Anha, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyuruh untuk membangun masjid di perkampungan, membersihkannya dan memberinya wewangian.” (Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud, no. 437). 

5.       Memberikan wewangian dan membersihkan masjid bagi orang yang mampu.

عن أبي ذر : عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : عُرِضَتْ عَلَيَّ أَعْمَالُ أُمَّتِي حَسَنُهَا وَسَيِّئُهَا، فَوَجَدْتُ فِي مَحَاسِنِ أَعْمَالِهَا الْأَذَى يُمَاطُ عَنِ الطَّرِيقِ، وَوَجَدْتُ فِي مَسَاوِي أَعْمَالِهَا النُّخَاعَةَ تَكُونُ فِي الْمَسْجِدِ، لَا تُدْفَنُ رواه مسلم ( 553 ) .

Diriwayatkan oleh Abu Dzar dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, "Ditampakkan kepadaku segala amal perbuatan umatku yang baik dan yang buruk. Aku mendapati di antara amal perbuatan umatku yang baik adalah menyingkirkan rintangan yang mengganggu dari jalan. Dan aku mendapati amal perbuatan umatku yang buruk adalah meludah di masjid yang tidak ditimbun." (HR. Muslim, no. 553).

6.       Tidak meninggikan suara di masjid hingga pun bacaan Al-Qur'an jika mengganggu jamaah yang shalat.

عن أبي سعيد قال : اعتكف رسول الله صلى الله عليه وسلم في المسجد فسمعهم يجهرون بالقراءة فكشف الستر وقال : ألا إن كلكم مناج ربه فلا يؤذين بعضكم بعضا ولا يرفع بعضكم على بعض في القراءة - أو قال في الصلاة - رواه أبو داود ( 1332 ) . وصححه الألباني في صحيح أبي داود ( 1183 )

Diriwayatkan dari Abu Sa'id, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Salam beri'tikaf di masjid. Beliau mendengar para sahabat membaca Al-Qur'an dengan keras. Dibukalah tirai dan berkata, 'Ketahuilah bahwa masing-masing kalian bermunajat kepada Tuhannya, maka janganlah sebagian mengganggu sebagian lainnya. Janganlah sebagian mengeraskan suara bacaan Al-Quran (atau di dalam shalat) pada sebagian lainnya." (HR. Abu Daud, jo. 1332 dan dishahihkan oleh Al-Albani dan alam Shahih Abu Daud, no. 1183).

7.       Keluar dari masjid dengan kaki kiri dan mengucapkan doa yang dicontohkan Nabi.

عن أبي هريرة : أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال :  إذا دخل أحدكم المسجد فليسلم على النبي صلى الله عليه وسلم وليقل : اللهم افتح لي أبواب رحمتك وإذا خرج فليسلم على النبي صلى الله عليه وسلم وليقل : اللهم اعصمني من الشيطان الرجيم رواه ابن ماجه ( 773 ) .والحديث : صححه الشيخ الألباني في " صحيح الجامع " ( 515 ) .

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda, "Apabila kalian masuk masjid, hendaklah ia mengucapkan salam kepada Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dan mengucapkan, 'Ya Allah bukakanlah pintu rahmat-Mu.' Dan apabila keluar masjid, hendaklah ia mengucap salam kepada Nabi Shalallahu 'Alaihi wa Sallam dan mengucapkan, 'Ya Allah jagalah aku dari godaan setan yang terkutuk.'" (HR. Ibnu Majah, no. 773. Hadits ini dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahihul Jami', no. 515).

Keenam.

Mengenai membaca Al-Qur'an, hendaklah memperbanyak tilawah. Anda akan mendapatkan pahala sepuluh derajat dari setiap huruf yang Anda baca. Boleh membaca Al-Qur'an bagi orang yang punya wudhu (suci) dan tidak punya wudhu, karena Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam dulu berdzikir kepada Allah dalam setiap keadaan (HR. Muslim, no. 373). Tentu yang lebih sempurna adalah berwudhu sebelum membaca Al-Qur'an.

فعن المهاجر بن قنفذ : أنه أتى النبي صلى الله عليه وسلم وهو يبول فسلم عليه فلم يرد عليه حتى توضأ ثم اعتذر إليه فقال : إني كرهت أن أذكر الله عز وجل إلا على طهر - أو قال : على طهارة -  رواه أبو داود ( 17 ) – واللفظ له - وابن ماجه ( 350 ) .وصححه الشيخ الألباني رحمه الله تعالى في صحيح الجامع ( 2472 ) .

Diriwayatkan dari Muhajir bin Qunfudz, bahwasanya dia pernah datang dan mengucap salam kepada Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang saat itu sedang buang air kecil. Beliau tidak menjawabnya. Kemudian beliau berwudhu. Setelah itu, beliau meminta maaf kepada Muhajir bin Qunfudz dan berkata, "Sesungguhnya aku tidak suka berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla, kecuali dalam keadaan suci." (HR. Abu Daud, no. 17, redaksi hadits ini adalah redaksinya, dan Ibnu Majah, no. 350). Dishahihkan oleh Al-Albani Rahimahullah Ta'ala dalam Shahihul Jami', no. 2472).

Namun, diharamkan bagi orang yang junub membaca Al-Qur'an. Sementara wanita haid, menurut pendapat yang benar adalah boleh membaca Al-Qur'an. Lihatlah pertanyaan no. 2564 .

Ini semua terkait membaca Al-Qur'an tanpa menyentuh mushaf. Sedangkan jika menyentuh mushaf, maka tidak boleh membaca Al-Qur'an kecuali bagi orang yang berwudhu (suci), berdasarkan sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Tidak boleh menyentuh mushaf, kecuali orang yang suci." (HR. Malik dalam Al-Muwatha', no. 419 dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Irwa'ul Ghalil, no. 122).

Apabila seorang Muslim hendak membaca Al-Qur'an dari mushaf dalam keadaan tidak berwudhu (tidak suci), maka ia bisa memegang mushaf dengan pelapis, seperti jikalau ia memakai sarung tangan pada di tangan.

Ketujuh.

Disunahkan baginya untuk khusyuk dan merenungi ayat-ayat yang dibacanya dan menanyakan makna dari lafaz-lafaz yang sulit dipahami, sehingga ia menyempurnakan antara ilmu dan bacaan. Setelah itu, ia bersungguh-sungguh untuk mengamalkan apa yang diketahuinya dan menerapkan hukum-hukum yang dikandung Al-Qur'an.

Wallahu A'lam.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam