Jum'ah 21 Jumadil Ula 1446 - 22 November 2024
Indonesian

Jihad Besar Dan Kecil

10455

Tanggal Tayang : 09-04-2015

Penampilan-penampilan : 18818

Pertanyaan

Jihad besar, apakah jihad melawan nafsu atau benar-benar jihad di medan perang?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Hadits yang ada dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam sesungguhnya beliau bersabda kepada para shahabatnya ketika pulang dari peperangan, “Kita kembali dari jihad kecil menuju jihad besar) mereka bertanya, “Apakah disana ada jihad yang lebih besar dari jihab melawan orang kafir? Berkata, “(Ya, Jihad melawan nafsu).

Hadits ini tidak sah dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam. Tidak diragukan lagi, bahwa jihad melawan nafsu itu lebih didahulukan atas jihad melawan orang kafir. Hal itu karena seseorang tidak akan berjihad melawan orang kafir, melainkan telah berjihad melawan nafsunya. Karena berperang tidak disukai oleh nafsu. Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

( كُتِبَ عليكم القِتَالُ وهو كُرْهٌ لَكُمْ وعَسَى أن تكرهوا شيئا وهو خيرٌ لكم وعسى أنْ تحبوا شيئا وهو شرٌ لكم والله يعلم وأنتم لا تعلمون ) البقرة/216

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” SQ. Al-Baqarah: 216.

Yang penting, bahwa jihad melawan musuh tidak sempurna kecuali telah berjihad melawan hawa nafsu. Dan mengalahkannya sampai dia dapat merealisasikan dan tenang. ‘Fatawa Manarul Islam Karangan Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah, 2/421.

Ibnu Qoyyim rahimahullah mengatakan, “Jihad itu ada empat tingkat. Jihad (melawan) nafsu, jihad (melawan) syaitan, jihad (melawan) orang kafir dan jihad (melawan) orang munafiq.

Jihad (melawan) nafsu dengan bersungguh-sungguh untuk belajar (mendapatkan) petunjuk, beramal setelah mengetahuinya, berdakwah kepadanya dan sabar terhadap beban dakwah kepada Allah.

Jihad (melawan) syetan adalah jihad untuk menolak apa yang dihembuskan kepada seorang hamba baik syubhat maupun syahwat. Keraguan yang fatal dalam keimanan. Serta berjihad terhadap ap ayang dihembuskan dengan keinginan jelek dan syahwat.

Jihad (melawan) orang kafir dan orang munafik dengan hati, lisan, harta dan jiwa. Jihad (melawan) orang kafir lebih khusus dengan tangan. Jihad (melawan) orang munafik lebih khusus dengan lisan. Beliau berkata, “Sesempurna seorang hamba adalah orang yang sempurna (menggapai) semua tingkatan jihad. Sementara seorang hamba itu berbeda-beda tingkatannya di sisi Allah. Begitu juga berbeda dalam tingkatan jihad.” Selesai ‘Zadul Ma’ad, 3/9-12.

Wallahu’alam.

Refrensi: Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid