Kamis 25 Jumadits Tsani 1446 - 26 Desember 2024
Indonesian

Apakah Segenap Kaum Muslimin Diharuskan Melihat Hilal?

Pertanyaan

Apa hukumnya orang yang tidak berpuasa pada awal terlihatnya hilal bulan Ramadhan sehingga ia melihatnya sendiri, beralasan dengan hadits yang berbunyi: "Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berhari rayalah kamu karena melihat hilal." Benarkah pengambilan dalil dari hadits di atas seperti yang mereka lakukan?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

, yang wajib dilakukan seorang muslim apabila hilal telah terlihat ialah segera berpuasa, meskipun yang melihatnya hanya seorang yang dapat dipercaya. Sebagaimana perintah Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam untuk berpuasa ketika seorang Arab Badui datang bersaksi bahwa ia telah melihat hilal.
Sementara pengambilan dalil dari hadits yang berbunyi:

"Berpuasalah kamu karena melihat hilal dan berhari rayalah kamu karena melihat hilal."

bahwasanya setiap orang harus berpuasa jika telah melihat hilal dengan mata kepala sendiri adalah tidak benar! Sebab hadits tersebut merupakan seruan yang ditujukan secara umum untuk memulai puasa jika hilal benar-benar terlihat kendati dari pengakuan seorang muslim yang dapat dipercaya. (Silakan lihat Fatawa Lajnah Daimah X/94).
Di antara dalil-dalil yang menunjukkan bahwa persaksian seorang muslim yang dapat dipercaya sudah cukup untuk menetapkan wajibnya berpuasa bagi segenap kaum muslimin. Berdasarkan hadits Abdullah bin Umar Radhiallahu 'Anhu ia berkata:

"Ketika orang-orang sibuk melihat-lihat kemunculan hilal, kukabarkan kepada Rasulullah Shalalahu 'Alaihi Wassalam bahwa aku telah melihat hilal. Beliaupun berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa."
H.R Abu Dawud dalam Sunan beliau Kitab Shaum Bab Persaksian Satu Orang Dalam Menentukan Hilal Ramadhan.

Sebagian ahli bid'ah menunda memulai puasa mereka dari kaum muslimin lainnya karena keyakinan sesat mereka bahwa seseorang tidak boleh memulai puasa Ramadhan hingga ia melihat hilal dengan mata kepalanya sendiri. Hadits-hadits yang kita bawakan tadi membantah keyakinan mereka tersebut. Kemudian kita tanyakan juga kepada mereka, bagaimana dengan orang buta dan rabun? Benarlah firman Allah berikut:

Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (QS. 22:46)

Hanya Allah sajalah yang dapat memberi petunjuk kepada jalan yang benar.

Refrensi: Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid