Kamis 20 Jumadil Ula 1446 - 21 November 2024
Indonesian

Dunia Jin

Pertanyaan

Saya membaca Al-Qur’anul-karim, tentang Jin, akan tetapi saya  belum mengetahui siapa mereka sebenarnya. Mohon tambahan pengetahuan tentang mereka jika memungkinkan.

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Teks dalam Al-Quran dan Sunnah menunjukkan adanya  jin dan bahwa keberadaannya ada tujuanya di dunia ini yaitu beribadah kepada Allah semata dan tidak menyekutukan-Nya. Allah ta’ala berfirman:

وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون

سورة الذاريات : 56

“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Ad-Dzariyat: 56)

Begitu juga firman Allah lainnya:

يا معشر الجن والإنس ألم يأتكم رسل منكم يقصون عليكم آياتي

سورة الأنعام : 130

“Hai golongan jin dan manusia, apakah belum datang kepadamu rasul-rasul dari golongan kamu sendiri, yang menyampaikan kepadamu ayat-ayatKu.” (QS. Al-An’am: 130)

Dunia jin adalah dunia tersendiri. Dia mempunyai tabiat yang berbeda dan sifat yang tersembunyi dari dunia manusia. Antara jin dan manusia ada titik kesamaan, yaitu dari sisi sifat akal dan pengetahuan serta sisi kemampuan dalam memilih jalan kebaikan dan keburukan. Dinamakan jin karena tertutupnya dari pandangan manusia. Allah ta’ala berfirman:

إنه يراكم هو وقبيله من حيث لا ترونهم

سورة الأعراف : 27

“Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27)

Asal Jin:

Allah telah memberitahukan kepada kami dalam Kitabnya nan mulia tentang asal penciptaan jin seraya berfirman:

والجان خلقناه من قبل من نار السموم

“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al-Hijr: 27)

Dan Firman-Nya:

وخلق الجان من مارج من نار

سورة الرحمن : 15

“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: 15)

Sementara dalam hadits dari Aisyah dari Nabi sallallahu’alahi wa sallam bersabda:

خلقت الملائكة من نور وخلق الجان من نار وخلق آدم مما وصف لكم (رواه مسلم 5314)

“Malaikat diciptakan dari cahaya, dan jin diciptakan dari api sementara Adam diciptakan sesuai yang telah dijelaskan prosesnya kepada kalian.” (HR. Muslim, 5314)

Golongan-golongan Jin:

Allah menciptakan jin dengan berbagai macam golongan. Di antara jin ada yang dapat berubah dengan berbagai macam bentuk seperti menjadi anjing, ular. Di antara mereka ada yang terbang dan bersayap, di antara mereka ada yang menempat suatu tempat dan berpindah-pindah.

Dari Abu Tsa’labah Al-Khusyani berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

الجن ثلاثة أصناف : صنف لهم أجنحة يطيرون في الهواء وصنف حيات وكلاب وصنف يحلون ويظعنون

(رواه الطحاوي في مشكل الآثار 4/95 ورواه الطبراني في الكبير 22/214 وقال الشيخ الألباني في المشكاة 2/1206 رقم 4148، ورواه الطحاوي وأبو الشيخ بسند صحيح)

“Jin ada tiga golongan; satu golongan mempunyai sayap dan terbang di udara. Ada golongan lain berupa ular dan anjing. Dan ada  golongan yang menempati suatu tempat  dan berpindah-pindah.”

(HR. Thahawi dalam kitab Musykilatul Atsar, 4/95, Syekh Al-Albany berkomentar dalam Al-Misykat, 2/1206, no. 4148 diriwayatkan At-Thahawi dan Abu Syekh dengan sanad Shahih)

Jin dan Keturunan Adam

Setiap orang dari keturunan anak Adam telah ditugaskan pendamping (qarin)  dari kalangan jin. Dari Ibnu Mas’ud sesungguhnya dia berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ما منكم من أحد إلا وقد وكل به قرينه من الجن . قالوا : وإياك يا رسول الله  ؟ قال : وإياي إلا أن الله أعانني عليه فأسلم فلا يأمرني إلا بخير  (رواه مسلم، رقم 2814)

“Setiap kalian pasti didampingi qorin (pendamping) dari kalangan jin.’ Para shahabat bertanya, ‘Apakah termasuk engkau juga wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab, ‘Begitu juga dengan diriku, melainkan Allah telah membantu diriku untuk mengatasinya sehingga dia masuk Islam dan tidak memerintahkan kepadaku kecuali kebaikan. (HR. Muslim, no. 2814)

An-Nawawi dalam penjelasnnya  terhadap kitab Shahih  Muslim (17/175) mengatakan, “Maka dia (qarin dari kalangan jin teresebut) masuk Islam sehingga dia menjadi muslim dan mukmin. Ini pendapat yang kuat.”

Al-Qadhi mengatakan, “Ketahuilah para ulama sepakat (Ijmak) bahwa Nabi dilindungi dari setan baik di tubuh, pikiran dan lisannya. Dalam hadits ini diisyaratkan agar berhati-hati dari fitnah qarin (teman yang menyertai kita), bisikan dan godaannya. Maka kita diberi tahu bahwa dia bersama kita agar kita berlindung darinya sesuai kemampuan.”

Kemampuannya:

Allah telah memberikan kemampuan kepada jin apa yang tidak diberikan pada manusia. Allah telah sampaikan kepada kita tentang sebagian kemampuan mereka, di antaranya adalah kecepatan dalam bergerak dan berpindah-pindah. Ifrit dari kalangan jin untuk nabi Allah Sulaiman menghadirkan singgasana Ratu Yaman ke Baitul Maqdis dalam waktu tidak lebih dari berdirinya seseorang dari tempat duduknya.

Allah ta’ala berfirman:

قال عفريت من الجن أنا آتيك به قبل أن تقوم من مقامك وإني عليه لقوي أمين . قال الذي عنده علم من الكتاب أنا آتيك به قبل أن يرتد إليك طرفك فلما رآه مستقرا عنده قال هذا من فضل ربي

سورة النمل : 39-40

“Berkata 'Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya." Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku.” (QS. An-Naml: 39-40)

Makanan dan Minuman Jin:

Jin makan dan minum. Dari Ibnu Mas’ud berkata, Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

أتاني داعي الجن فذهبت معه فقرأت عليهم القرآن قال : فانطلق بنا فأرانا آثارهم وآثار نيرانهم وسألوه الزاد فقال : لكم كل عظم ذكر اسم الله عليه يقع في أيديكم لحما وكل بعرة علف لدوابكم فقال النبي : " فلا تستنجوا بهما فإنهما زاد إخوانكم  (رواه مسلم، رقم 450)

“Seorang dai dari kalangan jin mendatangiku, maka aku pergi bersamanya. Maka saya bacakan Qur’an kepada mereka. Maka beliau pergi bersama kami, dan beliau memperlihatkan kepada kami bekas-bekas api mereka. Lalu mereka meminta makan. Maka Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda, ‘Bagi kalian setiap tulang yang (hewannya saat disembelih) disebutkan nama Allah, maka ketika di tangan kalian akan menjadi daging. Juga (makanan jin adalah) setiap kotoran hewan yang akan menjadi makanan hewan kalian. Maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda, ‘Jangan istinja (bersuci) dengan keduanya (tulang dan kotoran hewan) karena keduanya itu menjadi makanan untuk saudara kalian.” (HR. Muslim, (450). Dalam riwayat lain:

إِنَّهُ أَتَانِي وَفْدُ جِنِّ نَصِيبِينَ وَنِعْمَ الْجِنُّ فَسَأَلُونِي الزَّادَ فَدَعَوْتُ اللَّهَ لَهُمْ أَنْ لا يَمُرُّوا بِعَظْمٍ وَلا بِرَوْثَةٍ إِلا وَجَدُوا عَلَيْهَا طَعَامًا  (رواه البخاري، رقم  3571)

“Telah datang kepadaku rombongan jin dari Nasibin (nama sebuat tempat antara Syam dan Irak), dan mereka sebaik-baik jin. Mereka meminta bekal makanan kepadaku. Maka aku berdoa kepada Allah untuk mereka agar setiap mereka mendapati tulang juga kotoran hewan, mereka akan mendapatkannya sebagai makanan.” (HR. Al Bukhari, 3571)

Maka orang-orang mukmin dari kalangan jin, mereka mendapatkan setiap tulang yang disebutkan nama Allah atasnya. Karena Rasulullah tidak memperbolehkan membiarkan basmalah. Sementara kalau yang meninggalkan basmalah adalah untuk orang kafir dari kalangan jin.

Hewan milik bangsa Jin:

Dalam hadits Ibnu Mas’ud tadi bahwa jin meminta kepada Rasulullah bekal, maka beliau bersabda:  “.... Maka setiap kotoran hewan untuk hewan kalian (bangsa jin).”

Tempat tinggal Jin:

Jin tinggal di bumi ini di mana kita hidup di atasnya. Mereka banyak hidup di tempat-tempat kotor dan tempat-tempat najis seperti kamar mandi, sisa-sisa makanan, tempat sampah, dan kuburan. Oleh karena itu telah ada petunjuk Nabawi mengambil sebab ketika akan masuk ke tempat-tempat semacam ini, yaitu dengan zikir-zikir yang dianjurkan. Di antara hal itu adalah yang telah diriwayatkan dari Anas bin Malik radhillahu anhu, dia berkata, “Biasanya Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam ketika akan masuk kamar mandi membaca doa:

اللهم إني أعوذ بك من الخبث والخبائث (رواه البخاري، رقم 142 ومسلم، رقم 375)

“Ya Allah Tuhan kami, sesungguhnya saya berlindung kepada-Mu dari setan lelaki dan setan perempuan.” (HR. Al Bukhari, no. 142 dan Muslim, no. 375).

Al-Khattabi berkata, “Al khubuts adalah bentuk jamak dari khabits. Sementara khobaits adalah jamak dari khobitsah. Maksudnya adalah setan jenis lelaki dan dan perempuan.

Jin ada yang beriman dan ada yang kafir

Allah azza wa jalla berfirman tentang jin:

وَأَنَّا مِنَّا الْمُسْلِمُونَ وَمِنَّا الْقَاسِطُونَ فَمَنْ أَسْلَمَ فَأُولَئِكَ تَحَرَّوْا رَشَدًا .  وَأَمَّا الْقَاسِطُونَ فَكَانُوا لِجَهَنَّمَ حَطَبًا

سورة الجنّ: 14-15

“Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang taat dan ada (pula) orang-orang yang menyimpang dari kebenaran. Barangsiapa yang yang taat, maka mereka itu benar-benar telah memilih jalan yang lurus. Adapun orang-orang yang menyimpang dari kebenaran, maka mereka menjadi kayu api bagi neraka Jahannam.” (QS. Jin: 14-15)

Bahkan yang muslim di antara mereka berbeda-beda tingkat kesholehan dan ketaatannya. Allah ta’al berfirman di surat yang sama:

وَأَنَّا مِنَّا الصَّالِحُونَ وَمِنَّا دُونَ ذَلِكَ كُنَّا طَرَائِقَ قِدَدًا

سورة الجن: 11

“Dan sesungguhnya di antara kami ada orang-orang yang saleh dan di antara kami ada (pula) yang tidak demikian halnya. Adalah kami menempuh jalan yang berbeda-beda.” (QS. Jin: 11)

Dan kisah keislaman generasi pertama dari jenis jin di umat ini. Telah ada dari Abdullah bin Abbas radhillahu anhuma berkata:

انْطَلَقَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي طَائِفَةٍ مِنْ أَصْحَابِهِ عَامِدِينَ إِلَى سُوقِ عُكَاظٍ وَقَدْ حِيلَ بَيْنَ الشَّيَاطِينِ وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ وَأُرْسِلَتْ عَلَيْهِمْ الشُّهُبُ فَرَجَعَتْ الشَّيَاطِينُ إِلَى قَوْمِهِمْ فَقَالُوا مَا لَكُمْ فَقَالُوا حِيلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ وَأُرْسِلَتْ عَلَيْنَا الشُّهُبُ قَالُوا مَا حَالَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ إِلا شَيْءٌ حَدَثَ فَاضْرِبُوا مَشَارِقَ الأَرْضِ وَمَغَارِبَهَا فَانْظُرُوا مَا هَذَا الَّذِي حَالَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ فَانْصَرَفَ أُولَئِكَ الَّذِينَ تَوَجَّهُوا نَحْوَ تِهَامَةَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ بِنَخْلَةَ عَامِدِينَ إِلَى سُوقِ عُكَاظٍ وَهُوَ يُصَلِّي بِأَصْحَابِهِ صَلاةَ الْفَجْرِ فَلَمَّا سَمِعُوا الْقُرْآنَ اسْتَمَعُوا لَهُ فَقَالُوا هَذَا وَاللَّهِ الَّذِي حَالَ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَ خَبَرِ السَّمَاءِ فَهُنَالِكَ حِينَ رَجَعُوا إِلَى قَوْمِهِمْ وَقَالُوا يَا قَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أَحَدًا فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى نَبِيِّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنْ الْجِنِّ وَإِنَّمَا أُوحِيَ إِلَيْهِ قَوْلُ الْجِنِّ  (رواه البخاري، رقم 731)

“Nabi sallallahu alaihi wa sallam berjalan dengan sejumlah shahabatnya menuju ke pasar Ukadz. Saat itu setan terhalang dari kabar langit. Mereka pun ditimpuk oleh  meteor. Maka para setan itu kembali ke kaumnya. Mereka ditanya, ‘Apa yang kalian alami?’ Mereka mengatakan, ‘Kami dihalangi dari kabar langit dan ditimpuk meteor.’ Mereka berkata, ‘Tidak ada yang menghalangi antara kalian dengan kabar langit kecuali karena ada sesuatu hal terjadi. Maka berpencarlah ke arah timur dan barat bumi dan lihatlah apa sebab yang menghalangi kalian dari kabar langit. Maka mereka semua berpencar ke arah Tihamah, ke arah Nabi sallallahu alaihi wa sallam yang saat itu sedang berada di kebun kurma dan bermaksud pergi ke pasar Ukaz. Saat itu beliau dalam kondisi shalat Fajar bersama para shahabatnya ar. Ketika mereka mendengarkan Qur’an, maka para jin mendengarkan dengan seksama seraya mengatakan, ‘Demi Allah inilah yang menghalangi antara kalian dari kabar langit. Akhirnya mereka kembali ke kaumnya dan mengatakan, ‘Wahai kaum kami sesungguhnya kami mendengarkan Qur’an yang sangat menakjubkan yang menunjukkan ke arah kebenaran maka kami semua beriman dengannya dan tidak akan menyekutukan terhadap Tuhan Kami dengan seorangpun.’ Maka Allah turunkan kepada Nabi-Nya sallallahu alaihi wa sallam ayat :

قُلْ أُوحِيَ إِلَيَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ مِنْ الْجِنِّ

“Katakanlah (hai Muhammad): "Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran),” (QS. Jin: 1)

Sesungguhnya yang diwahyukan kepadanya adalah perkataan Jin. (HR. Al Bukhari, 731)

Perhitungan mereka pada hari Kiamat:

Jin akan dihisab nanti pada hari kiamat. Mujahid rahimahullah berkata terkait firman Allah ta’ala:

وَلَقَدْ عَلِمَتِ الْجِنَّةُ إِنَّهُمْ لَمُحْضَرُونَ

“Dan sesungguhnya jin mengetahui bahwa mereka benar-benar akan diseret (ke neraka).” (QS. As-Shafaat: 158)

Dia akan dihadirkan untuk dihisab. Shahih  Al Bukhari, Bab Dzikrul Jin wa tsawabuhum wa iqobuhum (Bab tentang jin, pahala dan balasan untuk mereka).

Perlindungan Dari Gangguan Jin

Ketika jin melihat kita sementara kita tidak melihat mereka, maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kepada kami berbagai macam jalan untuk membentengi dari gangguan mereka (jin) seperti berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk. Seperti membaca surat Al-Falaq dan surat An-Nas.

Seperti meminta perlindungan yang ada dalam firman Allah ta’ala:

وَقُلْ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ وَأَعُوذُ بِكَ رَبِّ أَنْ يَحْضُرُونِ

سورة المؤمنون: 97-98

“Dan katakanlah: "Ya Tuhanku aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan syaitan. Dan aku berlindung (pula) kepada Engkau ya Tuhanku, dari kedatangan mereka kepadaku." (QS. Al-Mukminum: 97-98)

Begitu juga dengan membaca basmalah. Dengan membaca bismillah sebelum masuk rumah, dan sebelum makan dan minum serta sebelum berhubungan badan, dapat menghalangi setan bermalam dan ikutserta dengan manusia saat makanan, minuman dan berhubungan badan. Begitu juga menyebut nama Allah sebelum masuk kamar mandi dan sebelum melepas baju dapat menghalangi jin dari melihat aurat seseorang  dan dari gangguannya. Sebagaimana sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:

سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ إِذَا دَخَلَ أَحَدُهُمْ الْخَلاءَ أَنْ يَقُولَ بِسْمِ اللَّهِ  (رواه الترمذي 551 وهو في صحيح الجامع 3611)

“Penutup antara pandangan jin dan aurat Bani Adam ketika salah saorang diantara mereka akan masuk kamar mandi membaca bismillah.” (HR. Tirmizi, 551, terdapat dalam kitab Shahih  Al-Jami’, 3611)

Kekuatan keimanan dan agama secara umum pada seseorang dapat menghalangi dari gangguan jin, bahkan terkadang ketika berhadapan dalam peperangan, akan dimenangkan pemilik keimanan. Sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah bn Mas’ud radhillahu anhu berkata:

لَقِيَ رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِ مُحَمَّدٍ رَجُلا مِنْ الْجِنِّ فَصَارَعَهُ فَصَرَعَهُ الإِنْسِيُّ فَقَالَ لَهُ الإِنْسِيُّ إِنِّي لأَرَاكَ ضَئِيلا شَخِيتًا كَأَنَّ ذُرَيِّعَتَيْكَ ذُرَيِّعَتَا كَلْبٍ فَكَذَلِكَ أَنْتُمْ مَعْشَرَ الْجِنِّ أَمْ أَنْتَ مِنْ بَيْنِهِمْ كَذَلِكَ قَالَ لا وَاللَّهِ إِنِّي مِنْهُمْ لَضَلِيعٌ وَلَكِنْ عَاوِدْنِي الثَّانِيَةَ فَإِنْ صَرَعْتَنِي عَلَّمْتُكَ شَيْئًا يَنْفَعُكَ قَالَ نَعَمْ قَالَ تَقْرَأُ : اللَّهُ لا إِلَهَ إِلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ .. ( وهي آية الكرسي ) ، قَالَ نَعَمْ قَالَ فَإِنَّكَ لا تَقْرَؤُهَا فِي بَيْتٍ إِلا خَرَجَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ لَهُ خَبَجٌ كَخَبَجِ الْحِمَارِ ثُمَّ لا يَدْخُلُهُ حَتَّى يُصْبِحَ

“Ada seseorang dari shahabat Nabi sallallahu alaihi wa sallam dengan seseorang dari kalangan jin dan bergulat dengannya. Dan orang itu dapat mengalahkannya, maka orang itu bertanya kepadanya, ‘Sesungguhnya saya melihat engkau ini kecil dan kurus, seakan-akan kedua lenganmu seperti lengan anjing. Apakah demikian keadaan kalian bangsa jin atau anda dari kalangan mereka. Dia menjawab, ‘Tidak demi Allah, sesungguhnya saya saya ini berotot. Akan tetapi kita ulangi sekali lagi, kalau engkau dapat mengalahkanku saya akan mengajarkan engkau sesuatu yang bermanfaat. Dia berkata, ‘Baik’ Dia berkata, ‘Engkau membaca: Allahu laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyum   (yaitu Ayat kursi). Dia berkata, ‘Sungguh jika engkau membacanya di suatu rumah maka setan akan keluar darinya, baunya seperti bau keledai, kemudian dia tidak akan masuk lagi sampai pagi hari.”

Ini intisari tentang jin, ciptaannya dan tabiatnya. Dan Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah yang Paling Penyayang kepada orang-orang yang menyayangi.

Untuk tambahan, silahkan merujuk kitab ‘Alamul Jin was Syayatin, karangan Umar Sulaiman Al-Asyqor.

Refrensi: Syeikh Muhammad Sholih Al-Munajid