Jum'ah 19 Ramadhan 1445 - 29 Maret 2024
Indonesian

Risau karena Was Was dan Lamunan

Pertanyaan

Ketika dalam shalat dan saya mencoba konsetrasi terhadap arti bacaan dalam shalat atau ada niatan untuk melakukan kebaikan. Tiba-tiba datang pemikiran buruk dari syetan sampai masuk ke dalam akal fikiranku sehingga ada usulan-usulan jelek tentang segala sesuatu termasuk berkaitan dengan Allah juga. Dan saya marah karena itu. Saya tidak tahu lagi bahwa tidak ada yang bisa menerima taubat melainkan Allah. Dikarenakan pemikiran yang jelek seperti ini saya rasakan tidak ada lamunan yang lebih jelek dibandingkan apa yang ada lamunan jelek berkaitan dengan Dzat Allah. Dan saya nenatiasa meminta ampunan kepada Allah setiap selesai shalat, akan tetapi saya merasakan kesumpekan dalam dada karena saya ingin menghentikan lamunan-lamunan jelek yang menempel di fikiranku mengenai Allah. Pemikiran seperti ini menghilangkan rasa nikmat dalam shalat bahkan sebalilknya saya merasakan pesimis. Tolong minta nasehat kepada anda supaya bisa menghilangkan pemikiran jelekku. Terima kasih

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Was was yang jelek baik dalam shalat atau yang lainnya bersumber dari syetan, karena dia bener-bener ingin menyesatkan orang muslim dan menjauhkan dari kebaikan. Pernah dahulu shahabat mengadu kepada Rasulullah sallalahu’alihi wasallam tentang was-was yang dia rasakan dalam shalat, beliau berkata : “ Sesungguhnya syetan telah menghalangiku dalam shalat dan bacaanku sehingga sampai saya lupa. Kemudian Rasulullah sallallahu’alihi wasallam bersabda : “ Dia adalah syetan yang biasa dipanggil dengan nama “ KHONZAB “ kalau sekiranya engkau merasakannya, maka berlindunglah kepada Allah darinya dan meludahlah sebelah kiri sebanyak tiga kali. Dia berkata : “ Kemudian saya praktekkan hal tersebut, dan Allah telah menghilangkaan dari rasa was-was tersebut “ HR. Muslin no : 2203

Khusyu’ dalam shalat adalah intisarinya, kalau tidak khhusu’ dalam shalatnya bagaikan jasad tanpa ruh. Diantara yang bisa membantu untuk mendapatkan kekhusyu’an ada dua hal :

Pertama : kesungguhan seorang hamba untuk memahami apa yang dibaca dan apa yang dia kerjakan, dengan mentadaburi bacaan, dzikir dan doanya. Begitu juga menghadirkan bahwa dirinya dalam kondisi munajat kepada Allah subhanahu wata’ala seakan-akan Allah melihatnya, karena ketika dia melaksanakan shalat dalam kondisi berdiri, dia munajat kehadirot ilahi rabbi. Dan ihsan adalah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, kalau sekiranya tidak bisa melihat-Nya. Maka ketahuilah bahwasanya Dia melihatmu. Kemudian manakala seorang hamba telah merasakan kenikmatan dalam shalat, maka keinginan untuk melakukan shalat lebih kuat, dan hal ini berkaitan penting dengan kekuatan keimanan seseorang – dan sebab-sebab untuk menguatkan keimanan banyak sekali –oleh karena itu Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam bersabda : “ Disenangkan pada diriku urusan dunia adalah wanita dan wewangian. Dan dijadikan shalat sebagai penyejuk pandangan mataku “. Begitu juga dalam hadits yang lainnya, beliau bersabda : “ Wahai Bilal, hiburlah kami dengan shalat “ bukan mengatakan jauhkan dari shalat.

Kedua : bersungguh-sungguh untuk menolak apa-apa yang mengganggu hati dan pikiran yang tidak ada manfaatnya. Dengan mentadaburi apa-apa yang bisa menarik hati maksud dari shalat itu sendiri. Dan hal ini setiap hamba berlainan. Banyaknya muncul was-was dipengaruhi banyaknya syubhat dan syahwat serta ketergantungan hati pada yang dicintainya yang mana hati ingin selalu menggapainya. Dan yang tidak disukai, hati ingin senantiasa menolaknya. Selesai dari buku Majmu’ Fatawa Syekhul Islam Ibnu Taimiyah : 22 / 605

Sementara apa yang anda sebutkan dengan munculnya rasa was-was yang berlebihan sampai memikirkan Dzat Allah dan apa yang tidak layak untuk Allah, maka hal ini bersumber dari syetan. Allah telah berfirman : “ Dan ketika ada bisikan-bisikan dari syetan kepada engkau, maka berlindunglah kepada Allah. Karena sesungguhnya Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat “ Fusilat : 36

Pernah sebagian shahabat mengadu berkaitan tentang masalah was-was yang sangat memberatkan baginya, sebagian shahabat datang kepada Nabi sallallahu’alaihi wasallam dan bertanya : “ Kami mendapatkan pada diri kami yang sangat berat untuk kami ucapkan. Beliau bertanya : “ Apa benar apa yang kamu dapatkan / rasakan ??, mereka menjawab : “ Iya “. Kemudian beliau bersabda : “ Itu adalah keimanan yang jelas “. Diriwayakan Muslim no : 132 dari Hadits Abu Hurairoh radhiallah’anhu.

Imam Nawawi berkomentar tentang hadits ini : “ Ungkapan Rasulullah sallallahu’alihi wasallam “ Itu adalah Keimanan yang jelas “ maknanya adalah menganggap berat dengan mengucapkannya dengan was-was ini itu adalah keimanan yang jelas. Karena keberatan dan ketakutan darinya. Dan dari ucapannya apalagi sampai menjadi keyakinannya, hal ini terjadi pada orang yang benar-benar sempurna imannya dan tidak akan pernah ragu lagi.

Pendapat lain mengatakan maknanya, sesungguhnya syetan melakukan was-was ketika dia putus asa untuk mengganggunya, makanya dia memasukkan was-was karena tidak mampu lagi mengganggunya. Sementara orang kafir dia bisa mengganggunya kapan saja, tidak hanya was-was saja bahkan dia bisa permainkan kapan saja dia mau. Dari sini makna hadits tersebut adalah sebab adanya was-was adalah masalah keimanan itu sendiri atau was-was adalah tanda keimanan yang bagus. Lihat Soal no ( 12315 )

Oleh karena itu, ketidak sukaan, kemarahan dan menjauhnya hati dari was-was adalah keimanan yang jelas. Was-was akan mengganggu setiap orang yang ingin menghadap kepada Allah dengan dzikir dan yang lainnya. Sehingga seorang hamba harus sabar menghadapinya, konsisten dengan dzikir dan shalat dan jangan merasa capek. Karena dengan konsisten melakukan seperti itu akan menghalau tipu daya syetan Sesungguhnya tipu daya syetan itu lemah . Setiap kali seorang hamba menghadap kepada Allah, akan datang rasa was-was yang lainnya, karena syetan itu ibarat pembegal jalanan. Setiap kali seorang hamba ingin berjalan dia akan membegal di jalan. Oleh karena itu ada ungkapan salah seorang ulama’ salaf : “ Orang Yahudi dan Kresten mengatakan : “ Kami tidak pernah mengalami was-was “. Memang benar ucapan mereka, bagaiama syetan akan mengganggu rumah yang sudah rusak ??!!. dari Fatawa Syekh Islam Ibnu Taimiya : 22 / 608

Pengobatan

1. kalau engkau merasakan was-was, katakan : “ Saya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya “. Dari Aisyah radhiallahu’anha, sesungguhnya Rasulullah sallallahu’alaihi wasallam bersabda : “ Sesungguhnya salah satu diantara kamu akan didatangi syetan dan bertanya : “ Siapa yang menciptaknmu ?? dijawab : “ Allah “. Sampai dia akan bertanya : “ Siapa yang menciptakan Allah ??!!, ketika didapai salah satu diantara kamu pertanyaan seperti itu, maka katakanlah : “ Saya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Karena hal itu bisa menghilangkannya “. HR. Ahmad no : 25671 dan dihasankan oleh Al-Bany di shohehnya No : 116

2. berusaha menghindari dari pemikiran seperti itu semaksimal mungkin dan menyibukkan diri yang bisa melalaikan akan hal tersebut.

Sebagai kata penutup, kami nasehatkan untuk senantiasa kembali kepada Allah dalam segala kondisi, meminta pertolongan, mengaduh dengan sungguh-sungguh dan memohon supaya bisa konsisten sampai meninggal dunia, dan diakhiri dengan amalan sholehat .

wallahu a’lam.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam