Senin 22 Jumadits Tsani 1446 - 23 Desember 2024
Indonesian

Keinginan Untuk Mengajari Teman-temannya, Akan Tetapi Mereka Menghalang-halanginya dan Cemburu Kepadanya ?

Pertanyaan

Saya mengira bahwa Allah –‘Azza wa Jalla- telah menjadikan diri saya termasuk orang yang mencintai untuk menyebarkan kebaikan dan jujur dalam niat, dan saya tidak mentazkiyah diri saya sendiri, saya ingin menyebarkan kebaikan dan ilmu di antara teman-teman saya dengan benar dan jujur, akan tetapi dikarenakan beberapa hal yang berkaitan dengan kecemburuan dan dihalangi oleh mereka, saya tidak mendapatkan penerimaan di kalangan mereka, maka saya ingin mengetahui:
  1. Apakah saya tetap melanjutkan ditengah saya melihat dan mendengar dari mereka rasa cemburu, dihalang-halangi, dan penolakan dari mereka ?
  2. Perbuatan apakah yang seharusnya saya lakukan agar mereka mau menerima saya ?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Urusan seperti ini termasuk hal yang biasa dihadapi oleh seseorang pada saat berada di jalan mengajak orang menuju kebaikan, maka bagi seorang da’i kepada Allah dan yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, hendaknya bersifat sabar, santun dan melakukan secara bijak (hikah).

Semua teman-teman tersebut, jika sebagian mereka menyukai taklim dan sebagian lainnya menolaknya, maka sebaiknya anda melanjutkan kajian untuk mereka yang mau saja dan janganlah memutus kebaikan tersebut.

Adapun jika anda mendapatkan hasad (iri hati) pada sebagian mereka atau rasa cemburu, maka sebaiknya bagi orang yang mengajarkan kebaikan untuk bersabar dan memaafkan kebodohan mereka, seperti sifat-sifat dari ‘Ibaadurrahman:

 وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

الفرقان /63.

“Dan hamba-hamba Tuhan Yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik”. (QS. Al Furqan: 63)

Membalas keburukan mereka dengan kebaikan, maka bisa jadi hal itu akan merubah apa yang ada pada hati mereka, dan mengganggu tipu daya syetan, dan gangguannya di tengah-tengah kalian.

Adapun jika mereka semuanya menolak kajian anda, maka merupakan sikap hikmah adalah janganlah anda memaksa mereka, karena biasanya tidak mendatangkan manfaat, bahkan menyebabkan mereka menolak kebenaran.

Allah Ta’ala berfirman:

  ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

النحل/125

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An Nahl: 125)

Syeikh Ibnu Utsaimin –rahimahullah- berkata:

“Hikmah itu adalah mendudukan masalah itu pada tempatnya, pada waktu yang tepat, ucapan dan pembicaraan yang tepat; karena sebagian tempat dan sebagian waktu itu tidak cocok untuk diberi nasehat.

Demikian juga sebagian orang tidak sebaiknya anda berikan nasehat pada kondisi tertentu, akan tetapi anda tunggu sampai dia siap untuk menerima nasehat”. (Syarah Riyadhus Shalihin: 4/73)

Jika teman-temanmu dalam pekerjaan tidak menyukai pembelajaran dari anda, maka carilah orang selain mereka yang bersemangat untuk belajar dan menimba manfaat dari anda.

Wallahu A’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam