Jum'ah 1 Rabi'uts Tsani 1446 - 4 Oktober 2024
Indonesian

Terkadang Malas Shalat, Lalu Bagaimanakah Solusinya ?

Pertanyaan

Saya adalah seorang pemuda Islam yang beriman kepada Allah, para Rasul dan kitab-kitab-Nya –Alhamdulillah-, akan tetapi pada waktu tertantu saya merasa malas untuk melaksanakan shalat. Saya ingin solusi atau cara agar saya tidak malas, akan tetapi makar syetan begitu kuat

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Barang siapa yang beriman kepada Allah, para Rasul-Nya, dan kitab-kitab-Nya dengan benar, beriman akan kewajiban shalat dan meyakini bahwa shalat adalah rukun Islam yang terbesar setelah syahadatain, maka tidak ada bayangan pada darinya untuk meninggalkan shalat atau meremehkan dalam pelaksanaannya, bahkan ia tidak akan mendapatkan kehidupan, kebahagiaan dan ketenangannya, kecuali dengan melaksanakan syiar yang agung dan menjaganya.

Setiap kali bertambah keimanan seorang hamba, maka akan bertambah perhatiannya kepada yang difardukan oleh Allah, sehingga berbanding lurus keimanannya juga bertambah. Oleh karenanya cara untuk menjadikan anda mampu menjaga shalat adalah bisa disimpukan pada beberapa point berikut ini:

Pertama:

Merupakan suatu kewajiban bagi anda beriman dengan keimanan yang kuat  dan hal itu merupakan rukun Islam yang paling agung. Dan perlu anda ketahui bahwa orang yang meninggalkannya diancam dengan ancaman yang keras, menjadi orang kafir yang keluar dari Islam, menurut pendapat terkuat diantara pendapat para ulama; berdasarkan banyak dalil, di antaranya adalah sabda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:

  إن بين الرجل وبين الشرك والكفر ترك الصلاة   

رواه مسلم (82(

“Sungguh antara seorang laki-laki dengan kesyirikan dan kekufuran adalah meninggalkan shalat”. (HR. Muslim: 82)

Sabda beliau juga:

  العهد الذي بيننا وبينهم الصلاة ، فمن تركها فقد كفر

رواه الترمذي (2621) والنسائي (463) وابن ماجه (1079) . وصححه الألباني في صحيح الترمذي

“Perjanjian yang berada antara kami dengan mereka adalah shalat, maka barang siapa yang meninggalkannya maka ia telah kafir”. (HR. Tirmidzi: 2621 dan Nasa’i: 463 dan Ibnu Majah: 1079 dan dinyatakan shoheh oleh Albani di dalam Shahih Tirmidzi)

Kedua:

Hendaknya anda ketahui juga bahwa menundanya (shalat) dari waktu yang telah ditentukan termasuk dosa besar, berdasarkan firman Allah –ta’ala-:

  فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً

مريم/59

“Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan”. (QS. Maryam: 59)

Ibnu Mas’ud berkata tentang “Al Ghoyy”: “Merupakan sebuah lembah di neraka jahanam yang sangat dalam, rasanya tidak enak”, dan firman Allah –ta’ala-:

  فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ

الماعون/4، 5 .

“Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya”. (QS. Al Ma’un: 4-5)

Ketiga:

Bersungguh-sungguh untuk melaksanakan shalat berjama’ah di masjid, tidak satu shalat pun yang tertinggal, mengetahui bahwa shalat berjama’ah adalah wajib menurut pendapat yang benar dari kedua pendapat para ulama, berdasarkan banyak dalil, di antaranya adalah sabda Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-:

 من سمع النداء فلم يأته فلا صلاة له إلا من عذر

" رواه ابن ماجه (793) والدار قطني والحاكم وصححه ، وصححه الألباني في صحيح ابن ماجه.

“Barang siapa yang telah mendengarkan adzan, namun ia tidak mendatanginya, maka tidak ada shalat baginya kecuali karena ada keperluan”. (HR. Ibnu Majah: 793, Daaru Quthni, Hakim yang telah menshahihkannya, dan juga telah dishahihkan oleh Albani di dalam Shahih Ibnu Majah)

Imam Muslim (653) telah meriwayatkan dari Abu Hurairah berkata:

أتى النبي صلى الله عليه وسلم رجل أعمى فقال يا رسول الله إنه ليس لي قائد يقودني إلى المسجد فسأل رسول الله صلى الله عليه وسلم أن يرخص له فيصلي في بيته فرخص له فلما ولى دعاه فقال هل تسمع النداء بالصلاة ؟ فقال نعم قال : فأجب "  

“Ada seorang laki-laki buta yang datang kepada Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- lalu berkata: “Wahai Rasulullah, sungguh tidak ada orang yang menuntun saya menuju ke masjid, lalu ia meminta kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- untuk diberi keringanan agar bisa shalat di rumah, lalu beliau pun memberikannya. Pada saat ia beranjak pulang, beliau memanggilnya kembali dan bersabda: “Apakah kamu masih mendengar panggilan shalat ?, ia menjawab: “ya”. Beliau bersabda: “Maka penuhilah panggilan tersebut”.

Dan masih banyak dalil-dalil yang lain, baca juga jawaban soal nomor: 40113

Keempat:

Agar anda selalu berharap untuk menjaganya, sehingga anda akan dimasukkan pada 7 golongan yang akan dilindungi oleh Allah pada hari di mana tidak ada perlindungan kecuali perlindungan dari-Nya, di antaranya adalah:

 وشاب نشأ في عبادة ربه " ومنهم " رجل قلبه معلق في المساجد

" البخاري (660) ومسلم (1031(

“Dan seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah”, di antara mereka juga: “Seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid”. (HR. Bukhori: 660 dan Muslim: 1031)

Kelima:

Hendaknya anda berharap untuk mendapatkan pahala besar yang menjadi konsekuensi dari pelaksanaannya apalagi dikerjakan dengan berjama’ah, di dalam Ash Shahihain dari hadits Abu Hurairah bahwa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

  صلاة الرجل في الجماعة تضعف على صلاته في بيته وفي سوقه خمسا وعشرين ضعفا ، وذلك أنه إذا توضأ فأحسن الوضوء ثم خرج إلى المسجد لا يخرجه إلا الصلاة لم يخط خطوة إلا رفعت له بها درجة وحط عنه بها خطيئة ، فإذا صلى لم تزل الملائكة تصلي عليه ما دام في مصلاه اللهم صل عليه اللهم ارحمه ولا يزال أحدكم في صلاة ما انتظر الصلاة

البخاري (647) ومسلم (649(

“Shalatnya seorang laki-laki dengan berjama’ah akan dilipatgandakan 25 derajat dari pada shalat sendirian di rumah dan pasarnya. Hal itu jika ia berwudhu’, dan menyempurnakan wudhu’nya, lalu ia keluar ke masjid dan tidak ada dorongan lain keluar rumah kecuali karena shalat, maka tidaklah ia melangkahkan kakinya satu langkah kecuali ia akan diangkat derajatnya dan diampuni satu kesalahan dari satu langkah lainnya. Dan jika ia telah mendirikan shalat maka para malaikat senantiasa mendoakannya selama ia berada di dalam mushollanya, Ya Allah semoga shalawat tetap tercurahkan kepadanya, Ya Allah berilah rahmat kepadanya, dan salah seorang dari kalian senantiasa berada di dalam shalat selama ia menunggu pelaksanaan shalat”. (HR. Bukhori: 647 dan Muslim: 649)

Imam Muslim (232) telah meriwayatkan dari Utsman bin ‘Affan berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:

  من توضأ للصلاة فأسبغ الوضوء ، ثم مشى إلى الصلاة المكتوبة فصلاها مع الناس أو مع الجماعة أو في المسجد غفر الله له ذنوبه 

“Barang siapa yang berwudhu’ untuk shalat lalu ia menyempurnakan wudhu’nya, kemudian ia berjalan menuju shalat wajib, dan ia lakukan bersama dengan orang-orang atau berjamaah atau di masjid, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya”.

Keenam:

Hendaknya anda membaca tentang keutamaan shalat, dan dosa bagi yang menelantarkan serta malas melaksanakannya. Dalam masalah ini khususnya kami anjurkan anda untuk membaca buku “As Shalat Limadza ?” karya Muhammad bin Ismail Al Muqdim, dan mendengarkan ceramah “Limadza la Tusholli ?” dari beliaunya Syeikh Muhammad Husain Ya’kub, di dalamnya ada banyak manfaat bagi anda in sya Allah.

Ketujuh:

Hendaklah anda memilih teman-teman yang sholih yang mementingkan shalat dan memelihara hak-haknya, dan menjauhi teman-teman yang sebaliknya, karena seorang teman itu akan menjadi tuntunan bagi yang menemaninya.

Kedelapan:

Menjauhi dosa dan maksiat pada semua sisi kehidupan anda, berkomitmen dengan hukum-hukum syar’i yang berkaitan antara anda dengan orang lain, apalagi hubungan anda dengan wanita, karena maksiat itu termasuk yang menjadikan anda jauh dari ketaatan dan akan menguatkan tipu daya syetan.

Semoga Allah senantiasa menjadikan kita semua termasuk hamba-hamba-Mu yang sholih, dan orang-orang pilihan yang didekatkan kepada-Nya.

Wallahu A’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam