Senin 22 Jumadits Tsani 1446 - 23 Desember 2024
Indonesian

Apakah Boleh Shalat Taraweh Di Masjid Yang Penduduknya Bersikeras Melakukan Sejumlah Bid’ah?

Pertanyaan

Kami menghadapi kesulitan menghadapi masyarakat awam, ketika imam salam dua rakaat dari shalat qiyam (Taraweh), mereka dengan suara keras membaca subhanallahi wabihamdihi subhanallahil azim (maha suci Allah dan dengan segala pujian bagiNya, maha suci Allah yang Maha Agung)”. Begitu seterusnya bacaan tersebut diucapkan di antara dua rakaat setiap kali imam selesai shalat sampai selesai. Kemudian mereka semua berdoa dengan doa khusus dan wirid khusus.
Sebagian teman dengan bijaksana serta lemah lembut berlandaskan dari Kitab dan sunnah memberitahukan kepada orang-orang tersebut bahwa amalan mereka menyalahi sunnah dan itu bukan petunjuk salaf. Namun mereka tidak menghiraukan kebenaran bahkan terus melaksanakan amalan itu.
Apa yang harus kami lakukan? Apakah kita berpisah dengan mereka atau tetap bersama mereka dan kita ingatkan beberapa waktu kemudian lagi dan begitu seterusnya? Perlu diketahui bahwa mereka masih tetap bersikeras dengan amalan-amalannya. Dan musibah lebih besar lagi, ketika banyak orang yang meninggalkan shalat Taraweh di masjid-masjid dengan beralasan karena pelaksaan sunnah (Taraweh tersebut) telah diiringi dengan bid’ah, padahal kaidah menyatakan meniadakan mafsadah (keburukan) diutamakan dari pada mendatangkan manfaat. Tolong beri kami fatwa semoga Allah melindungi kalian!

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Telah disebutkan dalam soal jawab no. 50718, bahwa apa yang dilakukan sebagian orang tentang zikir jama’i (zikir bersama) setelah dua rakaat dalam shalat Taraweh adalah bid’ah. Tidak pernah dilakukan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam dan tidak dilakukan seorang pun dari kalangan para shahabat. Tindakan anda dengan mengajarkan orang-orang tentang sunnah dan pengingkaran anda terhadap bid’ah telah tepat. Seharusnya mereka kembali kepada petunjuk Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan petunjuk paling baik dan paling sempurna.

Selayaknya anda semua terus menunaikan shalat bersama mereka dan mengajak mereka kepada sunnah. Semoga ada di antara mereka yang Allah beri petunjuk untuk menerima kebenaran dan menjaganya, meskipun sebagian di antara mereka ada yang menolaknya.

(فَإِنْ يَكْفُرْ بِهَا هَؤُلَاءِ فَقَدْ وَكَّلْنَا بِهَا قَوْمًا لَيْسُوا بِهَا بِكَافِرِينَ) سورة الأنعام: 89

“Jika orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya.” (QS. Al-An’am: 89)

Akan tetapi, jika kalian dapati jamaah masjid membangkang, sombong dan menolak kebenaran, maka jika memungkinkan  bagi kalian untuk mendapatkan masjid lain yang jamaahnya berupaya mengikuti sunnah dan menjauhi bid’ah, itu lebih utama. Akan tetapi, selama kalian belum mendapatkan kemudahan untuk itu, maka shalat kalian di masjid itu adalah baik, dan kalian telah menunaikan kewajiban kepada mereka, semoga saja mereka mendapatkan petunjuk.

(قَالُوا مَعْذِرَةً إِلَى رَبِّكُمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ) سورة الأعراف: 164

"Mereka menjawab: 'Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Tuhanmu, dan supaya mereka bertakwa. (QS. Al-A’raf: 164)

Kalau pengikut sunnah meninggalkan masjid karena adanya bid’ah-bid’ah semacam ini, maka hal itu akan menjadi sebab semakin bertambah dan menyebarnya bid’ah serta dapat menghilangkan dan mematikan sunnah. Maka hendaklah kalian shalat di masjid-masjid itu dan menjelaskan sunnah kepada jamaahnya. Tetap dengan mengikuti petunjuk Nabi sallallahu ’alaihi wa sallam berupa sikap lemah lembut terhadap orang jahil. Semoga Allah memberi kalian taufik untuk menuju segala kebaikan.

Wallahu’alam.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam