Senin 22 Jumadits Tsani 1446 - 23 Desember 2024
Indonesian

Kapan Dilipat Gandakan Pahala Shodaqah? Apakah dipercepatkannya?

Pertanyaan

Apa metode terbaik untuk mendapatkan pahala shodaqah dengan cara sempurna dan berlipat ganda? Contohnya kalau seseorang ingin bersedekah 30 Junaid, mana yang lebih mulia, apakah disedekahkan semuanya langsung sekaligus atau dibagi-bagi dimana dia bersedekah satu junaih setiap hari selama sebulan?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Pertama:

Sedekah itu akan agung dan berlipat ganda dalam beberapa kondisi diantaranya:

  1. Dalam kondisi tersembunyi. Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ تَعَالَى فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لاَ ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ : .... وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لاَ تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِينُهُ رواه البخاري (1423

“Tujuh golongan akan mendapat naungan Allah di hari tidak ada naungan kecuali nangan dari-Nya.. diantaranya seseorang yang bersedekah dan disembunyikan sedekahnya sampai tangan kirinya tidak mengatahui apa yang disedekahkan tangan kanannya HR. Bukhori, (1423).

  1. Ketika orang fakir sangat membutuhkan sekali.

Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

وَأَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ ، أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً، أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا،أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جوعا. رواه الطبراني في " الكبير " (13646) وحسنه الألباني 

“Amalan yang paling dicintai Allah ta’ala adalah memberikan kegembiraan kepada saudaranya yang muslim, atau menyingkirkan kesulitannya atau melunasi hutangnya atau menghilangkan kelaparan darinya. HR. Tobroni di kitab ‘Al-Kabir’ (13646) dihasankan oleh Al-Bani.

Silahkan melihat jawaban soal no. (75406 ).

  1. Ketika ada harta bersegera untuk berinfak atau dia bersegera menginfakkannya sebelum mati atau dalam kondisi akan meninggal dunia.

Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu berkata: ada seseorang mendatangi Nabi sallallahu’alaih wa salam dan bertanya,”Wahai Rasulullah,”Shodaqah yang bagaimanakah yang agung pahalanya? Maka beliau menjawab:

 أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الفَقْرَ ، وَتَأْمُلُ الغِنَى ، وَلاَ تُمْهِلُ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الحُلْقُومَ ، قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا ، وَلِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ رواه البخاري (1419

“Engkau bersedekah dalam kondisi sehat dan kekurangan takut fakir dan berharap menjadi kaya dan anda tidak menundanya sampai ketika (nyawa) sudah di kerongkongan) anda mengatakan,”Untuk si fulan begini dan untuk si fulan begini dan dahulu untuk si fulan. HR. Bukhori, (1419).

  1. Kalau (sedekah) untuk kerabat dekat bahkan lebih utama lagi kepada kerabat yang telah terputus. Nabi sallallahu’aliahi wa sallam bersabda:

إن أفضل الصدقة ، الصدقة على ذي الرحم الكاشح [وهو الذي يضمر العداوة ]) رواه أحمد (23530) وصححه الألباني

“Sebaik-baik sedekah adalah bersedekah kepada kerabat yang menyimpan permusuhan di hatinya. HR. Ahmad, (23530) dishohehkan oleh Al-Albani.

Silahkan melihat jawaban soal no. (21810 ).

  1. Ketika meninfakkan sementara dia sangat membutuhkan akan tetapi lebih mendahulukan orang lain selagi tidak mencelakai orang yang seharusnya dia nafkahi kecuali mereka sudah menyetujuinya. Allah ta’ala berfirman:

وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

سورة الحشر / 9

“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” QS. Al-Hasyr: 9.

Dan sabda Nabi sallallahu’alaihi wa sallam:

كَفَى بِالْمَرْءِ إِثْمًا أَنْ يُضَيِّعَ مَنْ يَقُوتُ رواه أبو داود (1692) وحسنه الألباني ، وهو في صحيح مسلم (996) بنحوه

“Cukup seseorang itu berdosa ketika dia menyia-nyiakan orang yang menjadi tanggungannya. HR.Abu Dawud, (1692) dan dihasankan oleh Al-Albani, ia ada di shoheh Muslim, (996).

Al-Bagowi dalam kitab ‘Syarkhus Sunnah, (9/342) mengatakan,”Di dalamnya ada penjelasan bahwa bagi seseorang tidak boleh bersedekah dengan apa yang bukan lebih dari kebutuhan keluarganya dalam rangka mendapatkan pahala, malah berbalik menjadi dosa. Selesai.

  1. Kalau (bersedekah) di waktu dan tempat-temap yang mulia. Ibnu Abbas mengatakan,”Biasanya Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan kejermawanan beliau nampak ketika di bulan Ramadhan. HR. Bukhori, (6).

Silahkan melihat jawaban soalno. (67280 ) dan (118128 ).

  1. Ketika dampak sedekahnya bermanfaat untuk umat Islam secara umum seperti berinfak di jalan Allah.

Dari Abu Umamah berkata, Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

 أَفْضَلُ الصَّدَقَاتِ ظِلُّ فُسْطَاطٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ، وَمَنِيحَةُ خَادِمٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ، أَوْ طَرُوقَةُ فَحْلٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ رواه الترمذي وصححه (1627) وحسنه الألباني

Shodaqah terbaik adalah memberi tenda bernaung di jalan Allah, dan memberikan pembantu yang membantu di jalan Allah. atau memberi unta betina yang siap dikawin pejantan unta di jalan Allah. HR. Tirmizi, dishohehkannya, (1627) dihasankan oleh Al-Albani.

Dan Nabi sallallahu’aliahi wa sallam ditanya:

 أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ: سَقْيُ الْمَاءِ. رواه النسائي (3664) وحسنه الألباني

“Sodaqah apa yang paling utama? Beliau menjawab,”Memberikan minuman air. HR. Nasa’I, (3664) dihasankan oleh Al-Albani

Telah ada dalam kitab ‘Faidul Qodir, karangan Al-Manawi, (2/37) At-Tibbi mengatakan,”Sesungguhnya ia menjadi yang terbaik karena manfaatnya lebih umum pada pahala agama dan dunia.” Selesai

  1. Memberikan infak kepada pasangan suami istri dalam satu jenis. Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda

مَنْ أَنْفَقَ زَوْجَيْنِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ، نُودِيَ مِنْ أَبْوَابِ الجَنَّةِ : يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا خَيْرٌ  رواه البخاري (1897)

“Siapa yang memberi infak kepada suami istri di jalan Allah, maka akan dipanggil di pintu-pintu surga,”Wahai hamba Allah ini adalah kebaikan. HR. Bukhori, (1897).

  1. Ketika bersedekah berbarengan dengan puasa, menyaksikan jenazah dan mengunjungi orang sakit. Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda tentang empat hal ini:

مَا اجْتَمَعْنَ فِي امْرِئٍ ، إِلَّا دَخَلَ الْجَنَّةَ رواه مسلم (1028

“Tidak berkumpul (empat perangai) ini ketika berkumpul kecuali dia akan masuk surga. HR. Muslim, (1028).

Silahkan melihat jawabansoal no. (37708 ).

  1. Bersedekah dari orang yang Alim dan bertakwa. Nabi sallallahu’aliahi wa sallam bersabda:

 إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ ، عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ ، وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ ، وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا ، فَهَذَا بِأَفْضَلِ المَنَازِلِ رواه الترمذي (2325) وصححه الألباني

“Sesungguhnya dunia itu untuk empat orang, seorang hamba yang diberi rezki Allah harta dan ilmu dia bertakwa kepada Tuhannya, menyambung kerabatnya, dan dia menganal Allah dengan benar dan ini adalah posisi yang terbaik. HR. Tirmizi, (2325) dishohehkan Al-Albani.

  1. Kalau dicintai oleh pemiliknya. Telah ada dalam ‘Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyah, (26/336),”Dianjurkan bersedekah hendaknya apa yang disedekahkan maksudnya harta yang diberikan termasuk harta yang paling bagus harta yang disedekahkan dan yang paling dicintainya. Allah ta’ala berfirman:

 لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُوا مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

سورة آل عمران / 92

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” QS. Ali Imron: 92

  1. Memberikan nafkah kepada keluarganya. Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي سَبِيلِ اللهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِي رَقَبَةٍ ، وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ ، وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ ، أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِي أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ  رواه مسلم (995

“Satu dinar yang diinfakkan di jalan Allah dan satu dinar diinfakkan untuk memerdekakkan budak, satu dinar yang dishodaqakan kepada orang miskin, dan satu dinar yang engkau infakkan kepada keluarga anda, yang paling besar pahalanya adalah yang engkau infakkan kepada keluarga anda. HR. Muslim, 995

  1. Bersedekah dengan apa yang telah dinashkan (ditegaskan oleh Syari’) pada tempat dan waktunya seperti berkurban itu lebih utama dibandingkan bersedekah dengan harganya. Silahkan melihat jawaban soal no. (127160 ).
  2. Kalau bersedekah itu mengalir sampai setelah meninggal duna, meskipun sedikit. Karena sesuatu kalau terus menerus dan bersambung itu akan menjadi banyak dan agung. Nabi sallallahu’aliahi wa sallam bersabda:

 إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَنْهُ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ : إِلَّا مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ رواه مسلم. (1631)

   “Kalau seseorang meninggal dunia,maka akan terputus amalannya kecuali tiga. Kecuali dari shodaqah jariyah (yang terus mengalir). Atau ilmu yang bermanfaat atau anak sholeh yang mendoakan kebaikan kepadanya. HR. Muslim, (1631).

Kedua:

Yang terbaik adalah seseorang bersegera menunaikan apa yang dinginkan dari shadaqah agar mendapatkan pahala langsung. Kalau dia bersegera bersedekah, maka dia akan aman dari dua fitnah:

Pertama: kematian yang dapat memutuskan dari amalan

Kedua : menghilangkan keinginan kuat untuk bersedekah.

Allah ta’ala berfirman:

وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ أُولَئِكَ الْمُقَرَّبُونَ

سورة الواقعة / 10-11

“Dan orang-orang yang beriman paling dahulu, Mereka itulah yang didekatkan kepada Allah.” QS. Al-Waqi’ah: 10-11.

Nabi sallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

مَا يَسُرُّنِي أَنَّ عِنْدِي مِثْلَ أُحُدٍ هَذَا ذَهَبًا ، تَمْضِي عَلَيَّ ثَالِثَةٌ ( وفي رواية للبخاري: لَيْلَةٌ أَوْ ثَلاَثٌ "6268" ) وَعِنْدِي مِنْهُ دِينَارٌ ، إِلَّا شَيْئًا أَرْصُدُهُ لِدَيْنٍ ، إِلَّا أَنْ أَقُولَ بِهِ فِي عِبَادِ اللَّهِ هَكَذَا وَهَكَذَا وَهَكَذَا ، عَنْ يَمِينِهِ ، وَعَنْ شِمَالِهِ ، وَمِنْ خَلْفِهِ ، ثُمَّ مَشَى فَقَالَ : إِنَّ الأَكْثَرِينَ هُمُ الأَقَلُّونَ يَوْمَ القِيَامَةِ ، إِلَّا مَنْ قَالَ هَكَذَا وَهَكَذَا وَهَكَذَا ، عَنْ يَمِينِهِ وَعَنْ شِمَالِهِ وَمِنْ خَلْفِهِ ، وَقَلِيلٌ مَا هُمْ رواه البخاري (6444

“Tidak ada yang membahagiakan diriku ketika disisiku seperti gunung uhud emas, dan berlalu padaku tiga (dalam riwayat Bukhori: malam atau tiga “6268” sementara disisiku ada satu dinar, Kecuali saya gunakan untuk melunasi hutang, kecuali saya mengatakan kepada hamba-hamba Allah begini dan begini dan begini, dari sebelah kanan, kiri dan belakang (untuk kebaikan). Kemudian beliau berjalan dan bersabda,”Sesungguhnya orang-orang yang kaya mereka itu adalah orang-orang yang sedikit pada hari kiamat, kecuali orang yang mengatakan ini dan begini dan begini. Dari sisi kanan, kiri dan belakangnya (untuk melakukan kebaikan), dan mereka itu sedikit. HR. Bukhori, (6444).

Wallahua’lam

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam