Senin 22 Jumadits Tsani 1446 - 23 Desember 2024
Indonesian

TATA CARA SHALAT ID

Pertanyaan

Bagaimana tata cara shalat Id?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Tata cara shalat Id dimulai dengan datangnya imam, lalu dia memimpin shalat dua rakaat. Umar radhiallahu anhu berkata, 'Shalat Idul Fitri adalah dua rakaat, shalat Idul Adha dua rakaat, sempurna bukan qashar. Berdasarkan lisan Nabi kalian. Maka merugilah orang yang berdusta.'  (HR. Nasa'i, no. 1420 dan Ibnu Khuzaimah, dishahihkan oleh Al-Albany dalam Shahih An-Nasa'i)

Dari Abu Said dia berkata, 'Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam biasanya berangkat pada hari Idul Fitri dan Idul Adha menuju tempat shalat. Perkara pertama yang dia lakukan adalah shalat.' (HR. Bukhari, no. 956)

Pada rakaat pertama dia melakukan Takbiratul Ihram, kemudian sesudahnya bertakbir sebanyak enam kali atau tujuh kali, berdasarkan hadits Aisyah radhiallahu anha, 'Takbir pada shalat Idul Fitri dan Idul Adha, pada rakaat pertama sebanyak tujuh kali dan pada rakaat kedua sebanyak lima kali, selain takbir pada dua ruku,' (HR. Abu Daud dan dinyatakan shahih oleh Al-Albany dalam Irwa'ul Ghalil, no. 639)

Setelah itu membaca surat Al-Fatihah, lalu (disunnahkan) membaca surat Qaaf pada rakaat pertama, sedangkan pada rakaat kedua dia bangkit seraya bertakbir. Dan setelah tegak berdiri hendaknya dia bertakbir sebanyak lima kali. Lalu membaca surat Al-Fatihah, kemudian surat 'Iqtarabtissaa'ah wansyaqqal qamar (Al-Qamar). Kedua surat inilah yang biasanya dibaca Nabi pada kedua shalat Id. Atau jika suka, pada rakaat pertama hendaknya membaca Sabbihismarabbikal a'la (surat Al-A'la), sedangkan pada rakaat kedua hendaknya membaca 'Hal ataaka haditsul Ghasyiah' (surat Al-Ghasyiah).

Hendaknya imam menghidupkan sunnah dengan membaca surat-surat tersebut, sehingga kaum muslimin mengenalnya dan tidak mengingkarinya jika dilaksanakan.

Setelah shalat selesai, hendaknya imam menyampaikan khutbah di hadapan jama'ah, hendaknya di dalam khutbahnya ada bagian yang khusus dia sampaikan untuk kaum wanita dengan memerintahkan mereka melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan serta melarang mereka apa yang seharusnya mereka tinggalkan, sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Lihat Fatawa Arkanul Islam, Syekh Muhammad bin Utsaimin, rahimahullah, hal. 398 dan Fatawa  Al-Lajnah Ad-Da'imah, 8/300-316) 

Shalat Sebelum Khutbah

Termasuk hukum Hari Raya adalah melakukan shalat sebelum khutbah, berdasarkan hadits Jabir bin Abdullah, dia berkata, 'Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam pada shalat Idul Fitri, beliau memulainya dengan shalat sebelum khutbah.' (HR. Bukhari, no. 958 dan Muslim, no. 885)

Di antara dalil yang menunjukkan bahwa khutbah dilakukan setelah shalat adalah hadits Abu Said, radhiallahu anhu, dia berkata, 'Rasulullah shallalahu alaihi wa sallam biasanya melakukan shalat Idul Fitri dan Idul Adha di mushalla (lapangan untuk shalat). Maka perkara pertama yang beliau lakukan adalah shalat, kemudian setelah selesai, beliau berdiri menghadap jamaah sedangkan jamaah dalam keadaan duduk di barisan mereka. Lalu beliau memberi nasehat dan perintah kepada mereka, apabila beliau ingin mengatur barisan (pasukan), maka beliau melakukannya, dan apabila beliau hendak memerintahkan sesuatu, beliau memerintahkannya, kemudian setelah itu beliau berlalu.

Abu Sa'id berkata, 'Praktek tersebut terus dilaksanakan orang-orang hingga keluarnya Marwan –gubernur Madinah- pada Hari Idul Adha dan Idul Fitri. Ketika kami mendatangi tempat shalat, ternyata di sana terdapat mimbar yang dibangun Katsir bin Shalt. Kemudian Marwan hendak naik mimbar sebelum melakukan shalat. Maka aku menarik bajunya, namun dia justeru menarikku, maka dia naik mimbar sebelum shalat. Lalu aku katakan kepadanya, 'Demi Allah, kamu telah merubah (ajaran Allah)!!'

Dia berkata, 'Wahai Abu Sa'id, telah berlalu apa yang kamu ketahui'

Aku berkata, 'Demi Allah, apa yang aku tahu lebih baik dari yang tidak aku ketahui,'

Dia berkata, 'Sesungguhnya orang-orang tidak lagi duduk mendengarkan khutbah) kami jika dilakukan setelah shalat, maka aku menjadikannya sebelum shalat.' (HR. Bukhari, 956).

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam