Kamis 6 Jumadil Ula 1446 - 7 November 2024
Indonesian

Bertanya Tentang Keutamaan Sepuluh (Awal) Dari Bulan Dzulhijjah

Pertanyaan

Apakah sepuluh awal di bulan Dzulhijjah ada keutamaan dibandingkan dengan hari-hari lainnya? Apa amalan sholehah yang dianjurkan untuk diperbanyak pada sepuluh hari ini?

Teks Jawaban

Alhamdulillah.

Diantara musim ketaatan agung di sepuluh awal di bulan Dzulhijjah. Dimana Allah mengagungkan dibanding hari-hari lain dalam setahun. Dari Ibnu Abbas, radhiallahu anhuma dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

( ما من أيام العمل الصالح فيهن أحب إلى الله منه في هذه الأيام العشر . قالوا ولا الجهاد في سبيل الله !! قال : ولا الجهاد في سبيل الله ، إلا رجل خرج بنفسه وماله ولم يرجع من ذلك بشيء ) أخرجه البخاري 2/457

“Tidak ada hari dimana amal sholeh di dalamnya lebih dicintai Allah dibandingkan sepuluh hari ini. Mereka bertanya, “Meskipun berjihad di sabilillah. Beliau menjawab, “Meskipun jihad di jalan Allah, kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya. Dan tidak ada yang kembali sedikitpun.” HR. Bukhori, (2/457).

Darinya radhiallahu anhu juga dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

ما من عمل أزكى عند الله عز وجل ، ولا أعظم أجراً من خير يعمله في عشر الأضحى قيل : ولا الجهاد في سبيل الله ؟ قال : ولا الجهاد في سبيل الله عز وجل ، إلا رجل خرج بنفسه وماله ، فلم يرجع من ذلك بشيء ) رواه الدارمي 1/357 وإسناده حسن كما في الإرواء 3/398 .

“Tidaklah suatu amalan yang lebih bersih di sisi Allah Azza Wajalla, dan lebih agung pahalanya dari suatu kebaikan yang dilakukan pada sepuluh hari adha. Dikatakan, “Meskipun Jihad di jalan Allah. Beliau menjawab, “Meskipun berjihad fi sabilillah azza Wajalla. Kecuali seseorang yang keluar dengan jiwa dan hartanya dan tidak kembali sedikitpun darinya.” HR. Darimi, (1/357 dan sandanya hasan sebagaiman di ‘Irwa’, (3/398).

Nash ini dan lainnya menunjukkan bahwa sepuluh hari (awal) lebih utama dibandingkan hari-hari lain dalam setahun tanpa ada pengecualian sedikitpun. Meskipun sepuluh terakhir Ramadan. Akan tetapi sepuluh malam akhir Ramadan itu lebih utama dibandingkan sepuluh malam Dzulhijjah. Karena mengandung malam lailatul qadar. Dimana ia lebih baik dari seribu bulan. Silahkan melihat ‘Tafsir Ibnu Katsir, (5/412).

Selayaknya seorang muslim membuka di sepuluh hari ini dengan bertaubat nasuha kepada Allah Azza Wajalla. Kemudian memperbanyak amalan sholeh secara umum, dan dikuatkan perhatian dengan melakukan amalan-amalan berikut ini:

1.Puasa

Disunahkan bagi seorang muslima berpuasa sembilan hari Dzulhijjah karena Nabi sallallahu alaihi wa sallam menganjurkan melakukan amal sholeh pada sepuluh hari dan puasa termasuk amalan terbaik. Sungguh Allah telah memilih untuk diri-Nya sebagaimana dalam hadits qudsi:

" قال الله : كل عمل بني آدم له إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به " أخرجه البخاري 1805

“Allah berfirman, “Semua amalan bani Adam baginya kecuali puasa, sesungguhnya ia untuk-Ku dan saya yang akan memberi balasannya.” HR. Bukhori, 1805.

Dahulu Nabi sallallahu alaihi wa sallam berpuasa sembilan Dzulhijjah. Dari Hunaidah bin Kholid dari istrinya dari sebagian istri Nabi sallallahu alaihi wa sallam berkata:

كان النبي صلى الله عليه وسلم يصوم تسع ذي الحجة ويوم عاشوراء وثلاثة أيام من كل شهر . أول اثنين من الشهر وخميسين " أخرجه النسائي 4/205 وأبو داود وصححه الألباني في صحيح أبي داود 2/462 .

“Biasanya Nabi sallallahu alaihi wa sallam berpuasa sembilan Dzulhijjah dan hari asyura serta tiga hari pada setiap bulan. Pertama senin dari bulan dan dua kamis.” HR. Nasa’, (4/205) dan Abu Dawud dishohehkan Albani di Shoheh  Abi Dawud, (2/462).

2.Memperbanyak membaca tahmid (alhamdulilla), tahlil (Lailaha illallahu) dan takbir (Allahu Akbar).

Disunahkkan membaca takbir, tahmid, tahlil dan tasbih (subhanallah) di sepuluh hari. Mengeraskan hal itu di masjid-masjid, rumah, jalanan dan di semua tempat yang diperbolehkan menyebut Allah untuk menunjukkan ibadah dan mengiklankan keagungan Allah Ta’ala. Lelaki dikeraskan dan melirihkan bagi wanita. Allah Ta’ala berfirman:

( ليشهدوا منافع لهم ويذكروا اسم الله في أيام معلومات على ما رزقهم من بهيمة الأنعام ) الحج/28

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak.” QS. Al-Hajj: 28

Mayoritas ulama mengatakan bahwa hari yang telah ditentukan adalah sepuluh hari (Dzulhijjah) sebagaimana yang ada dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma. “Ayyam ma’lumat adalah sepuluh hari.”

Dari Abdullah bin Umar radhiallahunahuma dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda:

( ما من أيام أعظم عند الله ولا أحب إليه العمل فيهن من هذه الأيام العشر فأكثروا فيهن من التهليل والتكبير والتحميد ) أخرجه احمد 7/224 وصحّح إسناده أحمد شاكر .

“Tidak ada hari-hari yang lebih agung dan lebih dicintai Allah melakukan amalan di dalamnya dibandingkan pada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyak di dalamnya dengan tahlil (mengucapkan ‘Lailaha illallahu), takbir (mengucapkan Allahu Akbar) dan tahmid (mengucapkan Alhamdulillah).” HR. Ahmad, (7/224) dan dishohehkan sanadnya oleh Ahmad Syakir.

Tatacara takbir adalah mengucapkan Allahu Akbar, Allahu Akbar, Lailaha illallahu, Wallahu Akbar, Walillahil hamdu. Disana ada cara yang lainnya.

Takbir pada zaman sekarang menjadi sunnah yang dijauhi, apalagi di awal sepuluh (Dzulhijjah) hampir saja tidak anda dengarkan kecuali sedikit sekali. selayaknya mengeraskan suara untuk menghidupkan sunah dan mengingatkan orang yang lalai. Telah ada ketetapan dari Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiallahu anhuma keduanya keluar menuju pasar pada sepuluh hari bertakbir, dan orang-orang bertakbir dari takbir keduanya. Maksudnya orang teringat dengan takbir sehingga masing-masing bertakbir sendiri-sendiri. Maksudnya bukan melakukan takbir jama’I dengan satu suara karena hal ini tidak dianjurkan.

Sesungguhnya menghidupkan sunah yang telah punah atau hampir punah, pahalanya agung sekali. sebagaimana yang ditunjukkan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam:

( من أحيا سنة من سنتي قد أميتت بعدي فإن له من الأجر مثل من عمل بها من غير أن ينقص من أجورهم شيئاً ) أخرجه الترمذي 7/443 وهو حديث حسن لشواهده

“Siapa yang menghidupkan diantara sunahku yang telah mati setelahku. Maka baginya pahala seperti orang yang mengamalkan tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun.” HR. Tirmizi, (7/443) hadits ini hasan dengan penguatan lainnya.

3.Menunaikan haji dan umrah.

Sesungguhnya diantara amalan yang paling utama di sepuluh (awal dzulhijjah) adalah menunaikan haji di Baitullah Haram. Siapa yang diberi taufik oleh Allah menunaikan haji ke baitullah dan menunaikan manasiknya sesuai dengan tuntunan, maka dia mendapatkan bagian –insyaallah – dari sabda Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam:

( الحج المبرور ليس له جزاء إلا الجنة

“Haji mabrur, tidak ada balasan baginya melainkan surga.”

4.Kurban

Diantara amalan sholeh di sepuluh (awal Dzhulhijjah) mendekatkan diri kepada Allah dengan menyembelih kurban dan mempersembahkan yang terbaik dan mengorbankan harta di jalan Allah Ta’ala. Maka bersegeralah dengan mempergunkan hari-hari yang utama, sebelum menyesal orang yang melalaikan dari apa yang telah dilakukan. Sebelum meminta untuk dikembalikan (ke dunia) dimana tidak akan dikabulkan apa yang dimintanya.

Refrensi: Soal Jawab Tentang Islam